Nuriyah Pemulung Kardus yang Rindu Soeharto dan Pernah Terpikat SBY

Wong Cilik

Nuriyah Pemulung Kardus yang Rindu Soeharto dan Pernah Terpikat SBY

- detikNews
Kamis, 03 Apr 2014 13:02 WIB
Nuriy
Jakarta - Nuriyah (53) sudah lebih 20 tahun menjadi pemulung kardus di Ibu Kota. Dengan telaten dia mendatangi blok demi blok untuk sekadar mendapatkan kardus yang tak terpakai. Siapa nyana jika hasil buang orang lain dapat disulap menjadi sesuap nasi oleh Nuriyah.

Ketika menapakkan kaki di Jakarta, yang terbayangkan oleh Nuriyah adalah gegap gempita pembangunan. Asa berkecamuk dalam batin Nuriyah, berharap pembangunan itu pun menyerempet dia.

“Tapi dari dulu sampai sekarang saya cuma mulungin kardus saja. Tak ada kerjaan lain. Dari dulu pun saya tinggalnya di trotoar, pinggir persis RS Tarakan,” tutur Nuriyah di dekat Taman Tanah Abang 3, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Jumat (28/3/2014).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mungkin belum terlambat bagi Nuriyah untuk tetap bermimpi, tentang jaminan kesehatan, tentang jaminan hidup layak, bahkan tentang menikmati pembangunan. Kalaulah itu belum terlambat, sudah barang tentu Nuriyah berharap akan sosok pemimpin yang tepat bagi Indonesia.

“Saya belum tahu tuh besok mau pilih siapa. Biasanya pas hari pemilihan itu, pas lihat gambarnya baru saya pilih. Kalau dipikir dari sekarang pusing, mikirin kesehatan saja pusing. Jadi nanti lihat kalau gambarnya bagus ya saya coblos,” kata Nuriyah.

“Saya sih pengennya milih pemimpin yang bisa memakmurkan rakyat, jangan sampai ke depan malah makin susah lagi rakyat mau hidup,” kata dia lagi.

Sosok Soeharto yang sebenarnya dia rindukan. Nuriyah menganggap biaya hidup di era Orde Baru yang dipimpin Soeharto lebih murah.

“Kalau zaman itu mah kardus beginian memang lebih murah. Tapi kan makanan juga murah harganya, jadi bisa kenyang,” tutur dia.

Sebelumnya Nuriyah menaruh harap pada kepemimpinan SBY. Ketika terpilih dan akhirnya sosok itu menjadi Presiden RI, dia pun senang.

“Pemilu kemarin saya pilih yang sekarang jadi ini nih, Pak SBY. Waktu pas hari pemilihan itu saya lihat gambarnya, kayaknya meyakinkan jadi saya pilih,” ujar Nuriyah.

Kaki Nuriyah nampak gemetar dengan kuku jari kaki yang terawat. Raut letih tercurah di wajahnya, tapi dia masih harus mengumpulkan kardus lebih banyak lagi.

“Saya juga bingung sama orang-orang yang bilang katanya zaman sekarang orang jualan pada diusirin. Tapi kalau saya tidak pernah tuh diusirin,” ucap Nuriyah.

Meski tak memiliki rumah dan harus mengais rezeki dari buangan orang lain, tak lantas membuat Nuriyah tergiur akan godaan politik uang. Belum pernah dia terima tawaran kotor seperti itu. Bagi dia yang tunawisma ini memilih dengan kata hati tak akan membuat kecewa di kemudian hari.

(bpn/trq)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads