"Keluarganya kurang mampu sehingga tak bisa mengobati anaknya," kata Gufran Ibrahim, salah seorang warga Gorontalo, kepada detikcom, Kamis (3/4/2014).
Gufran mengatakan, dia belum lama ini menjenguk Suci. Kediaman Suci sangat terpencil. Jaraknya sekitar tiga jam dari pusat kota Gorontalo. Gufran harus melalui jalanan rusak dan berlumpur untuk bisa mencapai tempat berteduh Suci.
"Sangat jauh dan jelek sekali jalannya," kata pria yang bekerja di sebuah radio lokal di Gorontalo ini.
Gufran menjepret kondisi Suci dan mengirimkannya ke pasangmata.com. Dari foto-foto tersebut terlihat perut Suci sangat besar dan tidak proporsional dengan tubuhnya.
"Saya tanya ke orangtua Suci katanya waktu lahir normal tapi begitu usianya mencapai dua tahun perutnya kemudian membesar," katanya.
Gufran menyatakan, Suci sempat berobat ke sebuah rumah sakit di Gorontalo. Dokter menyatakan Suci menderita kanker perut, namun karena tidak punya biaya akhirnya Suci dibawa balik ke desanya.
"Sampai sekarang belum ada bantuan dari pemerintah padahal sangat kasihan sekali," katanya.
Ayah Suci Rahman Kaiha bekerja serabutan sebagai petani di daerah itu. Rahman baru dapat pekerjaan kalau ada yang meminta tolong pada dirinya. Rumah Suci terbuat dari papan-papan dengan lantai kayu beratapkan seng.
"Keluarganya miskin sehingga sulit untuk berobat, saya berharap ada yang membantu anak ini," katanya.
(nal/nrl)