Sulitnya Kirim Logistik Pemilu Pakai Perahu ke Pedalaman Papua

Sulitnya Kirim Logistik Pemilu Pakai Perahu ke Pedalaman Papua

- detikNews
Rabu, 02 Apr 2014 19:28 WIB
Pengiriman logistik Pemilu. (Fotografer-Rengga Sancaya)
Jakarta - Tidak mudah mencapai satu wilayah di salah satu kabupaten di Papua ini untuk mengirimkan logistik Pemilu. Keterbatasan infrastruktur dan transportasi membuat wilayah ini harus ditempuh dengan menggunakan perahu selama dua hari dari ibu kota provinsi menuju Kabupaten Mamberamo.

Pengalaman mengerikan pernah dirasakan oleh aparat kepolisian setempat saat mengawal surat suara untuk kebutuhan Pemilihan Gubernur 2013 lalu, dengan menggunakan kapal Marthen Indey. Logistik rencananya akan di drop di Ibu Kota Mamberamo Raya yang terletak di Sungai Mamberamo.

Saat kapal berada di perairan Kecamatan Bonggo, kapal kandas. Awak kapal dan material Pilgub ikut tercebur ke sungai. Tidak sedikit surat suara yang basah dan akhirnya dikembalikan ke Jayapura.

Alat komunikasi yang dapat terhubung saat itu hanyalah telepon satelit. Setelah menunggu tiga hari di sebuah daratan tempat bersarangnya buaya, personel dan awak kapal yang mengangkut logistik akhirnya dievakuasi.

Kembali ke Jayapura petugas akhirnya mengantar material pemilu dengan menggunakan pesawat carter baling-baling.

Setelah logistik tiba di Mamberamo, tugas belumlah tuntas. Logistik harus disebar ke distrik-distrik di mana tempat pemungutan suara (TPS) berada. "Ya itu problema, itu tantangan kita ada yang harus menggunakan jalur air, khususnya sungai," kata Kapolres Timika AKBP Jermias Rontini di Dermaga Pomako, Rabu (02/04/2014).

Detikcom berkesempatan meninjau Dermaga Pomako, Timika. Dermaga ini dijadikan titik keberangkatan logistik ke distrik-distrik wilayah perairan di wilayah Timika.

Salah satu lokasi terjauh yang harus ditempuh aparat dan beberapa orang yang bertanggung jawab membawa logistik adalah ke Distrik Mimika Barat Jauh yang berbatasan dengan Kabupaten Kaimana.

"Kalau musim badai bisa ditempuh tiga hari tiga malam. Tapi kalau cuaca normal paling cepat hanya sehari," ujar Jermias menjelaskan.

Pendistribusian dilakukan dengan menggunakan perahu nelayan. Hal ini dilakukan karena dengan menyewa perahu nelayan, maka bahan bakar akan lebih hemat.

Jeremias mencontohkan, bila pihaknya menggunakan kapal patroli Polisi Perairan, maka diperlukan bensin sebanyak 1,6 liter ton. Sementara perahu nelayan hanya membutuhkan 1 liter ton saja. Kelebihannya memang lebih cepat, 4 jam perjalanan.

"Hanya saja satu jam perjalanan menghabiskan 240 liter," kata Jermias.


(ahy/brn)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads