"Berdasarkan hasil riset kualitatif menunjukkan kampanye negatif belakangan ini sering melanda 4 partai terbesar menjelang pileg 2014," ujar peneliti LSI, Adjie Alfaraby dalam rilis survei di Kantor LSI Denny JA, Rawamangun, Jakarta Timur, Selasa (2/3/2014).
Keempat partai itu adalah Golkar, PDIP, Gerindra, dan Demokrat. Menurutnya, serangan kampanye negatif tersebut sangat mempengaruhi elektabilitas partai.
"Golkar yang ramai dengan kasus ketua umumnya yang ke Maladewa bersama artis dan rombongan sehingga marak dibincangkan di media sosial, PDIP yang diserang dengan kasus penghianatan komitmen Batu Tulis dan ingkar janji, Gerindra yang diungkit melalui memori publik soal masa silam Prabowo Subianto terhadap kasus penculikan, sedangkan Demokrat dengan maraknya korupsi yang dilakukan petinggi partai," tuturnya.
Adjie mengatakan kampanye negatif masif itu berdampak terhadap laju dukungan partai. "Setelah masa kampanye, rata-rata kenaikan 4 partai teratas hanya bekurang lebih 3%. Penambahan ini seiring dengan berkurangnya undecided voters dari 30,1% pada survei Januari sampai Febuari, sekarang turun menjadi 10,6% pada survei Maret 2014," tuturnya.
Berikut hasil survei kualitatif akibat kampanye negatif tehadap laju elektabilitas partai:
1.Golkar. Survei Januari-Febuari 2014: 18,3% ; survei Maret 2014: 21,9 %, dengan kenaikan kurang lebih (+/-) 3%
2. PDIP. Survei Januari-Febuari 2014: 18,2%; survei Maret 2014: 21,1%, dengan kenaikan kurang lebih (+/-) 3%
3. Gerindra. Survei Januari-Febuari 2014: 8,7%; survei Maret 2014: 11,1%, dengan kenaikan kurang lebih (+/-) 3%
4. Demokrat. Survei Januari-Febuari 2014: 4,7%; survey Maret 2014: 7,6%, dengan kenaikan kurang lebih (+/-) 3%
(edo/rmd)