"Yang banyak pilih Jokowi adalah swing voters," kata peneliti PDIB Agus Herta Sumarto kepada wartawan di Hotel Sahid, Jl Sudirman, Jakarta, Rabu (2/4/2014).
Agus mengatakan, bukti pemilih Jokowi adalah swing voters bisa dilihat dari hasil-hasil survei yang menunjukkan elektabilitas Jokowi jauh lebih besar dari PDIP. Ini berarti mereka yang memilih Jokowi, belum tentu bersedia memilih PDIP.
"Sebagian besar begitu, karena elektabilitas Jokowi lebih besar dari PDIP," ujarnya.
Fenomena 'Jokowi Yes PDIP No' itu muncul sebagai respon tingginya elektabilitas Jokowi yang tak dibarengi dengan elektabilitas PDIP. Jokowi dinilai lebih 'mahal' dibanding partai yang mengusungnya sebagai capres.
"Betul, ada fenomena Jokowi Yes PDIP No. Jokowi kan bukan hanya dilihat sebagai kader PDIP semata, karena elektabilitasnya yang tinggi dia menggarap semua kalangan termasuk swing voters dan pemilih partai lain. Itu yang membuat elektabilitas Jokowi bisa di atas 30% sementara PDIP sekitar 20%," kata Direktur Eksekutif Charta Politika, Yunarto Wijaya, kepada detikcom, Rabu (2/4).
(trq/van)