Hal ini disampaikan Ketua Umum Pengurus Pusat Muhammadiyah Din Syamsuddin dalam sambutannya di Dialog Politik Nasional dengan tema 'Menyongsong Perubahan Kekuasaan Pada Pemilu 2014: Muhammadiyah Buktikan Iman dan Amanah untuk Indonesia Berkemajuan dan Bermartabat' di PP Muhammadiyah Jl Menteng Raya, Jakarta Pusat, Rabu (2/4/2014).
"Muhammadiyah tidak pernah berpolitik tetapi tidak pernah memasuki politik kekuasaan. Tidak pernah berambisi merebut kekuasaan kursi-kursi eksekutif dan legislatif," kata Din.
Menurut Din pemilihan umum adalah salah satu agenda penting, baik pemilu legislatif maupun eksekutif, yang diharapkan bisa mengakhiri masa transisi Indonesia. βApakah kita bisa membawa Pemilu 2014 untuk mengakhiri masa transisi yang panjang ini? Jawabannya relatif dari parlemen yang nanti terpilih," papar Din.
Mengingat peta politik opurtunis yang semakin menguat dibanding semangat kenegarawan dan tingginya tingkat korupsi oleh pejabat publik, Din mengingatkan pentingnya memilih pemimpin yang cerdas.
"Janganlah memilih pemimpin yang tanggung-tanggung. Jangan yang tidak mempunyai kecerdasan. Saya kira kita ini sedang tersesat, marilah kembali ke jalan yang benar," kata dia.
Pidato Din disambut dengan riuh tepuk tangan 300 hadirin yang terdiri dari PW Muhammadiyah, Majelis dan Lembaga Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Ortom Muhammadiyah Tingkat Pusat, Rektor Perguruan Tinggi Muhammadiyah, BEM Perguruan Tinggi Muhammadiyah, politisi Muhammadiyah dan beberapa duta besar manca negara.
Dalam acara dialog ini turut hadir mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Syafii Maarif, Ketua Majelis Pertimbangan PAN Amien Rais, Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto, Mantan Wakil Presiden RI Jusuf Kalla, Menteri Kehutan Zulkifli Hasan, pengamat politik Bachtiar Effendy dan Chusnul Mar'iah.
(erd/van)