Hingga saat ini partai politik Irak telah menempelkan berbagai spanduk dan poster di berbagai kawasan seperti Baghdad dan kota-kota lainnya. Seperti dilansir BBC, Rabu (2/4/2014), sekitar 9 ribu calon legislator bersaing memperebutkan 238 kursi di parlemen Irak dalam pemilu kali ini.
Pemilu digelar saat tingkat kekerasan di Irak sedang berada di level tertinggi sejak puncak pemberontakan pada tahun 2006-2008 lalu. Hingga Selasa (1/4), 6 pasukan perdamaian PBB di Irak gugur, sementara sekitar 2 ribu warga sipil tewas dalam serangkaian serangan yang terjadi.
Angka-angka itu tidak termasuk korban dari kerusuhan di provinsi Anbar, dimana pasukan keamanan memerangi militan Sunni yang bersekutu dengan Islamic State of Iraq (ISIS), telah menguasai kota Falluja dan Ramadi sejak akhir Desember 2013.
"Karena pemilu semakin dekat, saya mengingatkan perlunya persatuan dan penghentian tindak kekerasan serta ancaman teroris di Irak," kata utusan PBB untuk Irak, Nikolay Mladenov.
"Para pemimpin politik, sosial, dan keagamaan Irak memiliki tanggung jawab yang mendesak untuk mendirikan mekanisme dialog dan solusi konflik antar berbagai pemangku kepentingan," jelasnya.
(rni/vid)