Jawara Pembohong

Puisi Pemilu

Jawara Pembohong

- detikNews
Selasa, 01 Apr 2014 18:36 WIB
Atribut partai politik menjelang pemilu
Jakarta - Melalui sebuah lagu musisi kondang Iwan Fals pernah menyindir bahwa dunia politik itu penuh intrik. Dunia politik punya hukum sendiri, bisa mencuri di mana-mana atau bahkan saling mencuri. Seperti tak mau ketinggalan, Afif Fadlyllah seorang pembaca detikcom menulis sebuah puisi yang mengkritik kelakuan para politisi.

Melalui puisinya Afif mengatakan bahwa praktik politik di Indonesia masih diwarnai kecurangan, kotor, kejam, dan tipu menipu. Para politisi rajin menebar janji, namun lupa setelah mereka mendaparkan kursi di Dewan Perwakilan Rakyat. Jika ada lomba pembohong, bisa jadi para politisilah juaranya.


Berikut ini puisi Afif yang berjudul 'Jawara Pembohong'.


Jawara Pembohong

Aku bukanlah garuda
Aku bukanlah banteng
Aku juga bukan si biru,kuning,hijau atau putih
Aku hanyalah butiran debu di antara jutaan debu di negeri tercinta ini

Hai jawara pembohong!
Kau anggap dirimu suci bagaikan malaikat
Teriakanmu di depan debu sampai berbusa
Mengobral ribuan janji tanpa satu bukti
Debu bosan debu muak debu juga jijik

Hai jawara pembohong!
Tidakah kau takut dengan Tuhan-MU
Di otakmu hanya ada bayangan kekuasaan
Di ubun-ubunmu hanya ada denyut kelicikan
Demi kekuasaan demi kehormatan demi uang kau gunakan cara setan

Ada yang bilang politik itu kejam,memang itu faktanya
Ada yang bilang politik itu kotor,itu juga sudah bukan rahasia
Ada yang bilang politik itu suci tapi di mana letak kesuciannya?


Oleh: Afif Fadlyllah

(erd/van)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads