"Jangan terlalu dibawa ke politik. Nama beasiswa dengan kepala negara di berbagai negara lain itu wajar. Bahkan ada yang pakai namanya sendiri, ini kan tidak," kata Nuh dalam konferensi pers 'Peluncuran Beasiswa Presiden Republik Indonesia' di kantornya Jl Jenderal Sudirman, Jakarta Selatan, Selasa (1/4/2014).
Nuh berani bertanggungjawab bahwa peluncuran BPRI tidak bermuatan politis. Ia menegaskan bahwa beasiswa ini bukan untuk menaikkan citra SBY karena SBY tak maju lagi di Pilpres 2014.
"Akan jadi persoalan kalau presidennya running lagi, ini kan tidak. Saya berani bertanggungjawab," tegas mantan Rektor ITS ini.
Waktu peluncuran yang dekat dengan pelaksanaan Pemilu juga karena butuh berbagai persiapan. Nuh ingin BPRI jadi peninggalan yang baik bagi pemerintahan selanjutnya.
"Maunya di bulan Februari, tapi karena harus dipersiapkan dengan matang jadinya sekarang. Kenapa baru sekarang, bukan tahun lalu? Ya daripada tidak. Ini menjelang akhir masa bakti, ingin memberikan yang terbaik," jelas Nuh.
"Ini kan namanya Beasiswa Presiden RI jadi bukan nama orang. Kita harapkan presiden dan pemerintah berikunya akan melanjutkan karena uangnya sudah ada," lanjutnya.
Beasiswa Presiden Republik Indonesia (BPRI) atau Indonesia Presidential Scholarship ditujukan bagi mereka yang berminat melanjutkan studi ke jenjang S2 dan S3 di 50 perguruan terbaik dunia. Semua biaya dari kuliah hingga biaya hidup akan ditanggung oleh pemerintah.
(rmd/rmd)