"Kita sudah sangat memalukan, (bandara) ini adalah halaman depan rumah kita. Sudah seharusnya menyajikan halaman depan rumah kita sebaik mungkin. Kita sudah dipermalukan, turis-turis itu banyak yang mengeluhkan Jakarta ini parah sekali. Bandaranya jelek ditambah lagi lalu lintas kotanya juga jelek," ujar Prof Ir Leksmono Suryo Putranto, MT, PhD.
Hal ini disampaikan Leksmono, usai dirinya dikukuhkan pada acara Pengukuhan Guru Besar Tetap Bidang Ilmu Transportasi/Rekayasa Lalu Lintas Fakultas Teknik Universitas Tarumanegara yang berlokasi di Auditorium Gedung M Kampus I Universitas Tarumanagara, Jl S.Parman no 1, Jakarta Barat, kepada wartawan, Selasa (1/4/2014).
Mengenai studi-studi tentang kereta bandara di Jakarta, imbuh Leksmono, sudah banyak. Studi dan rencana-rencana itu, tinggal dilaksanakan.
"Di Indonesia itu studi sudah banyak, tinggal dilaksanakan. Kalau kereta ke bandara ini implementing agency-nya adalah Kementerian Perhubungan, bukan DKI karena dia levelnya nasional," imbuhnya.
Kementerian Perhubungan menyiapkan dua rute kereta bandara, yaitu KRL Commuter (Manggarai-Tangerang-Bandara) dan Kereta Ekspres Bandara Soekarno-Hatta (Halim-Pluit-Bandara).
Pembangunan dua rute kereta bandara ini dilakukan tak bersamaan, KRL Commuter akan lebih dahulu diprioritaskan dan targetnya selesai awal 2014, namun tampaknya meleset karena sekarang tahapannya baru membebaskan lahan dan memasang jalur ganda dari Duri ke Tangerang.
Salah satu trase atau jalur yang disiapkan adalah jalur Halim Perdanakusuma-Dukuh Atas-Pluit-Bandara Soekarno Hatta. Rencana jalur ini bertujuan agar ada koneksi bandara Soekarno Hatta di Tangerang dengan Bandara Halim di Jakarta Timur.
(nwk/nwk)