β"Prediksi saya akan ada pilihan presiden ketiga yang menjadi kuda hitam selain Jokowi dan Prabowo. Capres kuda hitam ini ada di salah satu peserta konvensi Demokrat," kata pakar komunikasi politik Universitas Paramadina, Hendri Satrio, kepada wartawan, Selasa (4/1/2014).
Hendri menangkap sejumlah kelemahan Jokowi dan Prabowo yang bisa dimanfaatkan capres lain. Apalagi keduanya terlibat perang dingin saling serang seperti sekarang ini.
"Hal ini karena keduanya menampilkan citra yang masih ada kurangnya. Singkatnya dengan Jokowi rakyat belum percaya kemampuannya dan khawatir jadi presiden boneka sedangkan untuk Prabowo banyak orang yang masih ngeri karena pencitraan militer yang begitu kuat," katanya.
"Bila Jokowi dan Prabowo tidak segera mengubah pencitraan mereka maka capres kuda hitam memiliki peluang yang sangat besar untuk menang. Bahkan saya berani prediksi partai final nanti adalah ulangan di 2 pemilu sebelumnya antara Koalisi PDIP vs Koalisi Demokrat, dan sejarahnya koalisi PDIP kalah dua kali," lanjutnya.
Terkait kriteria capres 2014, menurut Hendri, masyarakat cenderung menginginkan sosok yang hobi turun ke masyarakat. Dia memprediksi capres yang bakal menang tak jauh dari kriteria itu.
"βSaat ini tren pemimpin rakyat ini sudah bergeser. Rakyat sudah sadar bahwa Indonesia tidak kekurangan pemimpin berkualitas, tapi pemimpin yang mau turun panggung, langsung bertemu rakyat sangat didambakan. Oleh karena itu bila ada pemimpin yang mau turun ke masyarakat jadi tren idola baru, masalah konten dan konsep jadi nomor dua," ujar Hendri menganalisis.
β"Pemimpin yang mau turun ke masyarakat otomatis mendapatkan citra bersih dan jujur, padahal itu semua bisa jadi hanya kemasan saja," pungkasnya.
(van/nrl)