"Buat apa berulang-ulang kita menyampaikan bagaimana cara berzakat, kalau tidak ada yang berzakat," ujar JK dalam siaran pers yang diterima detikcom, Jumat (28/3/2014).
JK menyampaikan soal zakat itu dalam acara Workshop Nasional Moderasi Islam: Peningkatan Kemitraan Imam Masjid Seluruh Indonesia Bekerja sama dengan BNPT di Masjid Istilal.
"Saya tadi shalat Jumat di (masjid) Sunda Kelapa. Khotbahnya tentang cara atau fiqih zakat," tutur JK.
Usai salat, JK berbincang dengan sang khotib. JK mengatakan bahwa khotbahnya bagus, tapi ada yang kurang. JK menyatakan bahwa cara berzakat sudah seringkali disampaikan. Ini berulang-ulang. Namun yang belum tersentuh adalah ceramah tentang bagaimana meningkatkan jumlah muzakki atau yang berzakat.
"Itu sudah berulang. Yang harus anda khotbahkan adalah bagaimana meningkatkan jumlah yang berzakat. Buat apa capek-capek dakwah tentang zakat kalau ndak ada yang mampu zakat?" cerita JK disambut tawa seratusan imam masjid yang jadi peserta acara tersebut.
Maka dari itu, sambung JK, di masjid sudah harus mengubah semangatnya bukan hanya dimakmurkan umat tetapi juga memakmurkan umat.
Tidak hanya ustad agama yang boleh ceramah di masjid, tetapi juga 'ustad pertanian', 'ustad perdagangan' dan sebagainya. Masjid, kata JK, sudah harus menambah perhatian pada muamalah, bukan hanya ibadah.
(fjr/ndr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini