Kampanye Gerindra, Dokter Gigi Ini Blusukan ke Sekolah

Kampanye Gerindra, Dokter Gigi Ini Blusukan ke Sekolah

- detikNews
Jumat, 28 Mar 2014 17:21 WIB
dokter gigi Indah Mawarti (Foto - Hardani/detikcom)
Magelang - Meski berlatar belakang pengalaman dokter gigi, Indah Mawarti tetap percaya diri ingin fokus dalam persoalan pendidikan. Calon legislator Partai Gerindra ini miris melihat berbagai persoalan mulai anak putus sekolah dan kesejahteraan guru honorer yang tidak diperhatikan di daerah pemilihannya.

Menurut perempuan 62 tahun ini untuk mencetak generasi muda berkualitas diperlukan perbaikan di sektor pendidikan. Kalau pendidikan sudah dibenahi, dia yakin persoalan kesehatan bakal menyusul.

"Itu kuncinya untuk perbaikan. Tanpa pendidikan berkualitas yang baik maka kesehatan sulit," ujar Indah saat di sela-sela kampanye Gerindra di Alun-Alun Magelang, Jumat (28/3).

Modal untuk mengenal persoalan pendidikan di dapilnya, Indah rutin melakukan belusukan di berbagai sekolah di dapilnya. Antusiasme siswa serta guru untuk belajar serta mengajar yang kurang diperhatikan selama ini menjadi prioritasnya. Hal ini yang membuat potensi sumber daya manusia di daerah kurang bisa muncul.

"Blusukan itu harus dari daerah ke daerah. Ikhlas dan harus mau komunikasi. Cuma itu cara yang bisa mengenal ke masyarakat," ujar perempuan yang mengenakan blazer berwarna putih cream serta kerudung merah itu.

Kalau terpilih menjadi anggota dewan, Indah menargetkan masuk di Komisi X DPR yang memang salah satunya menangani persoalan pendidikan.

Dia berjanji kalau terpilih tetap bakal blusukan ke sekolah-sekolah di daerah. Walaupun sudah lanjut usia, dia berjanji tetap gesit untuk bergerak memantau persoalan pendidikan rakyat kecil. Indah pun ingin membuat terobosan konsep baru yang pro rakyat.

Beberapa solusi seperti wajib belajar sembilan tahun dengan sekolah gratis belum bisa mengatasi persoalan pendidikan. Disinggung soal metode Kartu Jakarta Pintar yang diterapkan Gubernur DKI Joko Widodo, menurutnya program itu belum maksimal. Meski demikian, kalau dibenahi lebih detail kekurangannya, dia yakin program KJP bisa maksimal.

"Insya Allah, engak masalah. Saya berusaha berjanji menyelesaikan persoalan. Saya sedih lihat anak-anak nelayan dan di gunung yang enggak sekolah. Mau bagaimana masa depan mereka," sebut perempuan kelahiran Pontianak, 19 september 1952.



(hat/erd)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads