Pemahaman mereka terhadap dinamika kelautan akan sangat membantu para penyelidik dalam mencari lokasi puing atau bangkai MH370, dan kemudian menemukan kotak hitam pesawat tersebut. Demikian seperti dilaporkan The Wall Street Journal (WSJ) dan dilansir The Malaysian Insider, Kamis (27/3/2014).
WSJ menyebutkan ada enam ahli kelautan dari Commonwealth Scientific and Industrial Research Organisation (CSIRO), yang merupakan badan ilmiah nasional Australia, yang mencoba memetakan arah angin dan arus laut yang mungkin telah menghanyutkan puing-puing MH370 di lautan.
Para ahli tersebut menggunakan teknik yang disebut drift modelling, yang mendasarkan pada data satelit dilengkapi dengan sejumlah alat. Pertama, alat bernama altimeter, yakni semacam instrumen yang mengukur kedalaman laut hingga akurasi 10 cm. Kedua, alat bernama buoys yang menggunakan telemetri untuk meneruskan informasi tentang kedalaman laut dan arus laut.
Dengan mengukur kedalaman laut, para ilmuwan bisa memetakan kontur laut untuk menyusun gambar detail lanskap di dasar laut. Menurut David Griffin yang merupakan pemimpin tim CSIRO, meskipun permukaan laut cenderung datar, bagian dalamnya terdiri atas banyak gundukan dan palung.
"Tinggi dan rendahnya bisa memiliki radius sejauh 50-100 kilometer," ucapnya.
Griffin menambahkan, setiap obyek yang hanyut di air, termasuk puing pesawat, akan secara natural mengikuti kontur yang rendah -- yang pada dasarnya berfungsi seperti jalan raya di laut -- dan berputar-putar di sekitar gundukan laut.
"Secara efektif, setiap puing akan mengikuti kontur," tutur Griffin kepada WSJ.
Dengan teknik yang digunakan tim CSIRO ini, badai yang sempat menghambat operasi pencarian tidak akan mempengaruhi drift model yang dibuat tim ini. Hal ini, menurut Griffin, terjadi karena obyek tersebut akan tetap berada pada kontur rendah, sehingga obyek tersebut tidak akan terbawa jauh seperti jika terbawa angin kencang.
Terlepas dari semua itu, ada satu hal yang mempersulit tugas para ahli kelautan ini, yakni fakta bahwa belum ada puing asli yang menjadi dasar analisa. Sejauh ini, tim hanya berpegang pada gambar satelit yang samar, yang menunjukkan benda diduga MH370.
(nvc/ita)