Taufik Basari: Saya Anti Korupsi

Caleg Potensial

Taufik Basari: Saya Anti Korupsi

- detikNews
Kamis, 27 Mar 2014 14:13 WIB
Taufik Basari berbatik
Jakarta - Menjelang pesta demokrasi, para politisi calon anggota legislatif 2014 menebar janji. Di panggung kampanye, di kerumunan massa, atau melalui atribut. Mulai dari janji pendidikan dan kesehatan gratis, hingga tingkat kesejahteraan.

Namun hanya ada sedikit orang yang mencatat janji-janji tersebut. Wal hasil saat sudah duduk di gedung Dewan Perwakilan Rakyat, seorang politisi leluasa ingkar janji. Detikcom menyeleksi sejumlah calon anggota legislatif yang berpotensi lolos ke Senayan.

Kepada mereka kami ajukan sejumlah pertanyaan, juga komitmen dan janji setelah menjadi wakil rakyat. Kali ini kami menurunkan sosok Taufik Basari, caleg Partai Nasional Demokrat untuk Dewan Perwakilan Rakyat dari daerah pemilihan DKI Jakarta I .
Β 

Β 
Pria kelahiran Jakarta, 17 November 1976 itu baru masuk politik pada Februari 2013. Sebelumnya dia malang melintang sebagai aktivis anti korupsi dan perjuangan penegakan hak asasi manusia. Berikut wawancara detikcom dengan Taufik Basari di Hotel Sultan Jakarta, Rabu (26/3) kemarin.

Apa motivasi Anda menjadi calon anggota legislatif?
Saya menyandang predikat sebagai politisi ini sejak Februari 2013. Sebelumnya saya termasuk orang yang tidak begitu suka dengan partai politik. Karena menurut saya, parpol tidak memberikan pendidikan politik yang baik. Diisi oleh orang-orang yang tidak menghasilkan hal-hal yang positif.

Sehingga saya cukup skeptis terhadap partai politik. Tapi dalam suatu waktu, saya ingat betul di Januari 2013. Saya diajak diskusi oleh pengamat politik muda yang juga politisi muda di suatu partai politik tertentu yang kemudian menjadi wali kota di suatu kota. Di dalam diskusi itu dia menjelaskan kepada saya, strategi parpol dalam konteks kenegaraan indonesia.

Di mana apa yang selama ini kita perjuangkan di luar, mau nggak mau, kita berharap dan bergantung kepada eksekusi parpol dan lembaga kenegaraan baik di DPR maupun pemerintah. Jadi, niat dan motivasi saya, untuk masuk politik dan maju menjadi caleg adalah hanya dan hanya untuk melanjutkan hal-hal yang selama ini saya perjuangkan.

Soal isu-isu tadi, nilai-nilai HAM, gerakan anti korupsi, keadilan gender, dan lingkungan di dalam sistem di dalam parpol dan di dalam parlemen ketika nanti saya jadi caleg. Tidak ada yang berbeda dengan apa yang saya lakukan kelak. Yang berbeda hanya mediumnya saja.

Jika nanti lolos lagi ke Senayan, apa prioritas Anda pada 100 hari pertama?
Yang pasti, menjalankan tiga fungsi di DPR yaitu legislasi, pengawasan dan budgeting. Tentu dalam hal legislasi selama ini kan saya dan kawan-kawan di luar memperjuangkan revisi beberapa undang-undang yang tidak adil, yang merugikan masyarakat, yang bertentangan dengan konstitusi. Ada banyak misalnya, paket perundang-undangan tentang peradilan, ada KUHAP, dan KUHP yang saat ini sedang dibahas.

Apakah Anda termasuk barisan anti korupsi?
Ya. Selama ini kan saya bersama teman-teman ICW, MTI, untuk berjuang dalam pergerakan anti korupsi.

Alasannya?
Pemerintah bisa berjalan dengan baik apabila dia bersih dari korupsi. Dan sebaliknya jika pemerintahan diwarnai oleh praktik korupsi maka apa yang selama ini kita cita-citakan, kita rencanakan bahkan atau yang ditargetkan, tidak akan berjalan sebagaimana mestinya karena di situ semua yang sudah direncanakan tidak berjalan secara mekanis karena ada hal-hal yang menganggu perjalanan pemerintahan tersebut.

Kalau ini dibiarkan maka kita tidak akan pernah merasa punya pemerintahan yang benar-benar menjalankan amanat konstitusi, melayani masyarakat, tapi yang ada pemerintah yang diisi orang-orang yang hanya memikirkan diri sendiri, keuntungan untuk dirinya sendiri, dan memanfaatkan kewenangan-kewenangan pemerintahan itu untuk dirinya pribadi sehingga aspek melayani masyarakat dan pelaksanaan konstitusi tidak berjalan.

Maka, membersihkan pemerintahan dari korupsi merupakan hal yang harus dilakukan dan negeri ini bisa berjalan sesuai dengan apa yang kita harapkan.


Bila ada yang menawari Anda uang-uang tidak jelas yang berindikasi suap atau korupsi, apa sikap Anda? Menolak atau menerima?

Harus bilang tidak. Karena buat apa sih kita masih kompromi dengan hal-hal itu sementara niat dan motivasi kita untuk masuk ke parlemen adalah memberantas hal-hal seperti itu. Jadi itu akan bertentangan dengan niat awal. Jadi itu adalah hal yang kontradiktif. Ketika masuk parlemen bukan hanya untuk mengejar uang dan jabatan tapi tujuannya adalah tidak lain memberantas hal-hal seperti itu.

Apakah Anda termasuk barisan anti bolos?
Sama seperti pemerintah sebagai pelayan masyarakat, DPR harus merasakan dirinya sebagai wakil rakyat. Wakil rakyat itukan mendapat amanah yang harus dijalankan termasuk menghadiri sidang-sidang, rapat-rapat, ikut pembahasan dan proses pemilihan secara serius dan mendalam. Jadi itu adalah amanat menurut saya soal kehadiran itu.

Jadi kalau ada anggota DPR yang tidak banyak hadirnya, jadi dia telah mengkhianati amanat yang diberikan kepadanya. Selain itu, dia makan gaji buta juga karena dia dibayar, dan dia harus mempertanggungjawabkan apa yang sudah diamanatkan kepadanya.

Jadi sebelum saya bergabung ke parpol, saya sudah melakukan perlawanan terhadap kinerja anggota DPR yang rendah. Salah satunya adalah akibat mereka-mereka bolos tidak hadir dalam pembahasan penting.


Beberapa anggota DPR terlibat dalam pelanggaran asusila. Tanggapan Anda?
Kita menjadi anggota DPR, anggota wakil rakyat, kita harus bisa menempati diri kita seperti ikan di akuarium. Artinya semua tindak tanduk kita, semua yang kita lakukan itu, masyarakat kan bisa melihat dan mengawasi kita sekecil apapun itu. Karena itu kita harus bisa memberikan cntoh yang baik menjaga diri kita dari segala godaan setan yang terkutuk.

Nanti kalau kita sudah merasakan kalau saya melakukan kesalahan sekecil apapun, maka orang akan mlihat saya, jadi kita tidak akan melakukan kesalahan sekecil apapun. Mengapa? Karena kita hidup di akuarium yang bisa dilihat dari berbagai sisi.


DPR banyak disorot karena sering melakukan kunjungan ke luar Negeri untuk studi banding, yang mengada-ada. Bagaimana sikap Anda terhadap hal ini?
Menurut saya kata kuncinya ada di efisiensi, dan efektifitas. Apakah memang harus melakukan kunjungan langsung ataukah bisa dilakukan cara yang lain dengan mendapatkan hasil yang sama misalnya apakah kunjungan keluar negeri untuk dapat informasi atau ingin tau pendapat penyelenggara negara di negara lain padahal mungkin saja bisa dilakukan dengan telepon atau diskusi jarak jauh, skype dan lainnya.

Barangkali ada satu dua yang tidak bisa kita lakukan dengan riset melalui internet, harus melakukan komunikasi langsung untuk mendapatkan informasi tersebut sehingga harus datang.

Hanya kunjungan keluar negeri yang selektif inilah yang bisa dilakukan. Tapi jika ada alternatif lain tanpa kita melakukan kunker keluar negeri dengan kualitas informasi yang sama maka pilihlah yang lebih efisien dan efektif.

Selama ini kunker hanya jadi bancakan benefit keuntungan bagi anggota-anggota DPR. Mereka bisa jalan-jalan, mereka dapat uang saku, bahkan mengajak keluarga. Saya pikir ya jadi hal-hal seperti itu kita memiliki catatan-catatan yang bis akita evaluasi dari program-program kunjungan ke luar negeri, agar kita bisa belajar dari kesalahan masa lalu supaya tidak mengulanginya di masa mendatang.
Β 
Anda punya informasi tentang calon anggota legislatif potensial? Atau Anda adalah Caleg yang mau berjanji tidak korupsi, dan tidak bolos? Kirimkan informasi ke redaksi detikcom. Mari berpartisipasi memunculkan legislator yang berkualitas.
(erd/van)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads