"Sekarang kalau bicara tentang sajak Pak Prabowo dan puisi yang saya tulis, salahnya di mana? Kita bicara value, bukan orang. Kita bicara tentang karakter dan nilai yang ditinggalkan. Ini politik yang lebih substansi," kata Fadli saat dihubungi, Kamis (27/3/2014).
Fadli tak mau ambil pusing dengan anggapan bahwa 'peluru tajam' tersebut justru akan berbalik menyerang Gerindra. Ia merasa tak menyindir seseorang atau pun lembaga tertentu.
"Kita melihatnya santai saja. Kita tidak bicara orang dan lembaga. Kalau ada yang merasa, itu bagaimana saya mengendalikannya kan," ujarnya.
Fadli mengungkapkan bahwa Partai Gerindra justru saat ini percaya diri karena merasa mencontohkan politik yang bermoral tinggi. Ia mengaku sama sekali tidak khawatir bila partainya justru mendapat citra buruk.
"Justru kita percaya diri, secara moral kita tinggi. Ini politik yang berbudaya.
Kita tidak khawatir, apa terlihat khawatir?" tanyanya balik.
Sebelumnya, pengamat politik dari Charta Politika Yunarto Widjaja menilai bahwa sindiran Prabowo soal capres boneka sampai puisi Air Mata Buaya yang dilempar Waketum Gerindra Fadli Zon tidak produktif.
"Kondisi ini menurut saya malah berpotensi menusuk balik Gerindra dan Prabowo sendiri, karena serangan-serangan malah memperlihatkan ketakutan dari Prabowo/Gerindra terhadap Jokowi," katanya.
(trq/van)