"Sebenarnya melakukan seperti itu menyesal sekali, karena dia majikannya sampai meninggal. Dia sudah mengakui kesalahan dan mengaku bertobat," kata paman Satinah, Paeri al Feri, saat berbincang dengan detikcom, Rabu (26/3/2014).
Namun keluarga berharap Satinah bisa bebas. Apalagi sang putri Nur Afriani (20) selalu mendambakan bisa kembali bertemu dan tinggal bersama ibunya di Ungaran Barat, Semarang. Satinah kini sudah menjalani 8 tahun penjara di Al Ghazi, Saudi Arabia.
"Kalau Satinah ngomong, kalau nggak ditebus pasrah sama Allah, karena itu kehendak Allah. Kalau putrinya selalu berdoa dan berharap sekali ibunya ditebus dan bisa bebas, karena ibunya masa depan dia," terang Paeri yang terakhir bertemu Satinah akhir Januari lalu.
Paeri bersama Afriani (20) terus berupaya mengumpulkan dana. Dibantu aktivis Migrant Care serta Melanie Subono dan Charlie, dia berupaya mengumpulkan dana dari publik. Salah satunya dengan mengamen.
"Kalau Satinah bisa dibebaskan, kita mau syukuran kecil-kecilan, terima kasih pada Allah. Hidup dan mati kehendak Allah," jelasnya.
(ndr/nrl)