"Dia membuat tasbih dan membuat tas. Digaji 150 riyal sebulan," kata paman Satinah, Paeri al Feri, saat berbincang dengan detikcom, Rabu (26/3/2014).
Tak hanya itu saja, di waktu senggang dia juga mengaji dan menghafal ayat Al Quran. "Dia sudah hafal 17 juzz. Dia juga ikut lomba mengaji di penjara," terang Paeri yang sudah tiga kali bertemu Satinah, terakhir Januari lalu.
Paeri terbang ke Saudi bersama putri Satinah, Nur Afriani, dan difasilitasi Kemlu. "Uang gajinya dikumpul-kumpul, dikirim buat anaknya," imbuh Paeri.
Putri semata wayang Satinah itu kini berusia 20 tahun dan sudah bekerja di BP3TKI. Namun Satinah tetap memberi perhatian pada putrinya itu.
"Karena sudah besar, diminta agar jaga-jaga diri," tutur Paeri.
Satinah dipidana karena membunuh dan merampok majikannya. Satinah kemudian ditahan dan divonis hukuman pancung. 3 April mendatang batas akhir pembayaran diyat. Pemerintah berupaya melakukan lobi agar Satinah bebas dan juga berupaya membayar tebusan Rp 21 miliar.
Selain itu juga publik terus berupaya menggalang dana untuk Satinah dengan tema #SaveSatinah.
(ndr/nrl)