US Navy's 7th Fleet dalam akun Facebook-nya mengungkapkan bahwa alat bernama Towed Pinger Locator 25 (TPL-25) tersebut akan membantu pelacakan sinyal darurat 'pingers' (sinyal pendek dengan nada tinggi) yang dikeluarkan oleh kotak hitam MH370 di dalam laut. Demikian seperti dilansir New Straits Times, Rabu (26/3/2014).
Alat canggih tersebut akan membantu tim SAR untuk mencari letak rekaman data penerbangan yang ada dalam kotak hitam hingga kedalaman maksimum 20 ribu kaki atau setara 6.000 meter. TPL-25 ini khusus diterbangkan dari AS ke Australia.
Alat ini terdiri atas sejumlah bagian, seperti tow fish, tow cable, derek, unit tenaga hidrolik, generator dan konsol pengendali. TPL-25 akan dipasang di bagian belakang kapal dan kemudian ditarik dengan kecepatan rendah, biasanya sekitar 1-5 knots tergantung pada kedalamannya.
Pelacakan 'pingers' kotak hitam menjadi tahap paling kritis dalam setiap penyelidikan insiden penerbangan di dunia. Sebagian besar 'pingers' mengirim transmisi setiap detik pada frekuensi 37,5 kHz. Namun TPL-25 tetap mampu mendeteksi 'pinger' apapun yang ditransmisikan antara 3,5 kHz dan 50 kHz secara berulang.
Setiap sinyal akustik dari 'pinger' yang ditangkap TPL-25 akan ditransmisikan ke kabel dan kemudian muncul pada Oscilloscope atau Signal Processing Computer.
Pencarian kotak hitam MH370 harus berkejaran dengan waktu karena masa aktif underwater locator beacon -- alat di kotak hitam -- yang bertugas memancarkan sinyal yang bisa ditangkap radar untuk menunjukkan lokasi pesawat, berakhir dalam 30 hari setelah MH370 hilang kontak pada 8 Maret 2014. Kotak hitam menyimpan rekaman data penerbangan dan percakapan di kokpit yang bisa memberi titik terang terkuaknya misteri MH370.
(nvc/mad)