Cerita Eyang Wimo Soal Kegagahan Darto Perang di Zaman Perang

Cerita Eyang Wimo Soal Kegagahan Darto Perang di Zaman Perang

- detikNews
Rabu, 26 Mar 2014 14:34 WIB
Eyang Wimo
Jakarta -

Denting waktu terus bergulir mendekati petang. Namun tiga cucu Eyang Wimo seakan belum merasa bosan mendengar cerita perjuangan merebut kemerdekaan dari penjajah langsung dari Sang Perintis Kemerdekaan.

Eyang Wimo yang lahir 88 tahun silam itu masih semangat bercerita. Sambil bersuara lantang menggebu-gebu dia pun bercerita soal sepak terjang seorang yang terkenal dengan nama Darto Perang (sebelumnya dikira Ketua MPR Sidarto Danusubroto-red), ketika zaman perang dahulu.

“Julukan dia waktu itu adalah Darto Perang, karena paling gagah waktu perang. Sosoknya besar dan tegap. Dia paling ditakuti oleh penjajah di Jawa Timur,” ujar Eyang Wimo di kediamannya yang terletak di Jl Percetakan Negara IX, Jakarta Pusat, Kamis (20/3/2014).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ketika itu Darto Perang diceritakan oleh Eyang Wimo tergabung dalam Tentara Rakyat Indonesia Pelajar (TRIP). Darto merupakan ‘pentolan’ di pasukan tersebut.

“Dia itu pemberani banget waktu di TRIP. Maka dari itu setelah kemerdekaan langsung ditarik oleh Bung Karno untuk menjadi ajudan. Saya pernah ketemu saat di medan laga ketika di Ambarawa,” ujar Eyang Wimo.

Teringat oleh Eyang Wimo pada masa agresi militer Belanda setelah kemerdekaan RI di tahun 1949. Ketika itu Ibu Kota RI dipindahkan ke Yogyakarta.

“Kami pejuang-pejuang kemerdekaan terus berjuang meskipun Bung Karno telah memproklamasikan kemerdekaan. Bukan hanya di Pulau Jawa, di semua pulau pun menggelorakan semangat mempertahankan kemerdekaan. Sampai ke pelosok-pelosok itu semua,” kata Eyang Wimo.

“Sampai pada akhirnya pada tanggal 27 Desember 1949 Belanda benar-benar bertekuk lutut kepada kedaulatan Republik Indonesia,” imbuh Eyang Wimo.

Sesekali Eyang Wimo membetulkan posisi selempang bertuliskan ‘Perintis Kemerdekaan RI’ yang dia pakai. Lencana yang tersemat di pakaian kebanggaan dia itu mengilatkan cahaya ketika terpantul dari mentari yang nampak ingin pula mendengar cerita Eyang Wimo.

“Kalau Darto Perang itu diambil Bung Karno untuk menjadi ajudan, nah saya ini menjadi pengawal dari penasihat kepresidenan. Namanya Pak Sayuti. Dia itu penasihat Presiden Sukarno yang hebat, terus satu lagi namanya Pak Notonegoro yang merupakan ahli minyak pertama Republik Indonesia. Belanda saja gentar kalau Pak Notonegoro membicarakan soal minyak,” ujar Eyang Wimo.


Ayo memilih di Pemilu 2014! Sudah tahu lokasi TPS dan caleg peserta Pemilu 2014? Cek di detikPemilu. Anda juga bisa bertanya langsung ke KPU soal Pemilu 2014 langsung ke komisioner KPU hanya di detikPemilu.



(bpn/trq)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads