5 Ungkapan Kemarahan Ahok pada Birokrat Pemprov DKI Soal Bus Sumbangan

5 Ungkapan Kemarahan Ahok pada Birokrat Pemprov DKI Soal Bus Sumbangan

- detikNews
Rabu, 26 Mar 2014 06:55 WIB
5 Ungkapan Kemarahan Ahok pada Birokrat Pemprov DKI Soal Bus Sumbangan
Jakarta - Wagub DKI Basuki T Purnama yang akrab disapa Ahok dikenal sebagai pejabat yang ceplas ceplos. Dia bicara apa adanya bila melihat sesuatu yang tak wajar. Bahkan terang-terangan dia ungkapkan ke publik. Kali ini Ahok kembali marah pada jajaran birokrat DKI. Apa yang membuat Ahok marah?

"Cari alasan baru lagi dia (Plt Sekda). Ini intinya dia itu tidak mau menerima sumbangan bus, sekarang alasannya karena bus yang akan diberikan berbahan bakar solar, sedangkan sesuai Perda Pengendalian Udara maka disarankan untuk pakai bus berbahan bakar gas," kata Ahok di Balai Kota, Selasa (25/3).

Ahok geram kepada sejumlah birokrat DKI yang dinilainya 'main-main'. Berikut 7 ungkapan kemarahan Ahok pada birokrat DKI soal sumbangan bus dan TransJ berkarat:

1. Ahok Marah Soal Aturan yang Mencla Mencle

Ahok mengungkapkan kekesalannya. Jajaran birokrat Pemprov DKI malah menolak sumbangan 30 bus CSR dari sejumlah perusahaan. Alasan yang diungkapkan jajajran birokrat itu karena bahan bakar bus itu solar. Padahal, menurut Ahok sejumlah bus milik Pemprov DKI berbahan bakar solar.

"Kenapa yang lain enggak dikenai peraturan ini. Kalau dibilang seluruh bus, sekarang kenapa mikrolet dan metromini yang keluarkan asap itu tidak dikandangin?" kata Ahok di balai kota.

Ahok memberi bukti soal pengadaan bus di Dishub DKI yang masih berbahan bakar solar. Tapi mengapa bus sumbang yang masih bagus dan fresh ditolak.

"Tahun lalu pengadaan bus di Dishub pun banyak yang pakai solar. Harusnya kalau mau tegakkan peraturan ya konsisten. Kenapa cuma bus sumbangan yang kena aturan ini," ungkapnya.

1. Ahok Marah Soal Aturan yang Mencla Mencle

Ahok mengungkapkan kekesalannya. Jajaran birokrat Pemprov DKI malah menolak sumbangan 30 bus CSR dari sejumlah perusahaan. Alasan yang diungkapkan jajajran birokrat itu karena bahan bakar bus itu solar. Padahal, menurut Ahok sejumlah bus milik Pemprov DKI berbahan bakar solar.

"Kenapa yang lain enggak dikenai peraturan ini. Kalau dibilang seluruh bus, sekarang kenapa mikrolet dan metromini yang keluarkan asap itu tidak dikandangin?" kata Ahok di balai kota.

Ahok memberi bukti soal pengadaan bus di Dishub DKI yang masih berbahan bakar solar. Tapi mengapa bus sumbang yang masih bagus dan fresh ditolak.

"Tahun lalu pengadaan bus di Dishub pun banyak yang pakai solar. Harusnya kalau mau tegakkan peraturan ya konsisten. Kenapa cuma bus sumbangan yang kena aturan ini," ungkapnya.

2. Ahok Tuding Ada Birokrat yang Menjegal

Ahok mengungkapkan kemarahannya tanpa tedeng aling-aling. Dia menuding ada birokrat DKI yang sengaja ingin menjegal program CSR dari sejumlah perusahaan. Padahal, 30 bus sumbangan itu amat dibutuhkan.

Sasaran yang dia tuding antara lain di jajaran Sekda dan Dishub DKI. Ahok berharap para birokrat ini tak menyia-nyiakan bus bantuan yang bisa berguna untuk warga.

"Ini maunya apa, jelas-jelas mau menghambat. Tapi yang dirugikan masyarakat Jakarta. Warga DKI nggak punya bus. Pembelian bus China juga gila-gilaan. Ini kan sama saja mau bunuh supaya orang Jakarta nggak dapat bus, niatnya sudah enggak benar," ujar Ahok di balai kota.

2. Ahok Tuding Ada Birokrat yang Menjegal

Ahok mengungkapkan kemarahannya tanpa tedeng aling-aling. Dia menuding ada birokrat DKI yang sengaja ingin menjegal program CSR dari sejumlah perusahaan. Padahal, 30 bus sumbangan itu amat dibutuhkan.

Sasaran yang dia tuding antara lain di jajaran Sekda dan Dishub DKI. Ahok berharap para birokrat ini tak menyia-nyiakan bus bantuan yang bisa berguna untuk warga.

"Ini maunya apa, jelas-jelas mau menghambat. Tapi yang dirugikan masyarakat Jakarta. Warga DKI nggak punya bus. Pembelian bus China juga gila-gilaan. Ini kan sama saja mau bunuh supaya orang Jakarta nggak dapat bus, niatnya sudah enggak benar," ujar Ahok di balai kota.

3. Ahok Geram pada Birokrat DKI: Gila ini, Lucu Banget

Entah apa yang ada dipikiran jajaran Sekda Pemprov DKI. Ahok pun sampai meledak amarahnya kala tahu birokrat itu menolak sumbangan bus CSR sejumlah perusahaan. Bahan bakar bus solar jadi alasan.

Padahal bus itu dibutuhkan masyarakat. Toh pada tahun lalu bus Dishub DKI yang baru berbahan bakar solar.

"Gila ini," kata Ahok sambil meraih air putih di gelas kacanya untuk meredakan amarah di balai kota.

"Jadi busnya tidak diterima lagi, kalau diterima nggak boleh pakai di jalur yang ada SPBG. Kan lucu banget. Metromini, Kopaja itu pakai solar, kenapa bisa masuk (busway). Tapi kenapa ini nggak boleh? Jadi memang direncanakan supaya Jakarta enggak cukup bus. Disabotase ini lama-lama," tambah Ahok.

3. Ahok Geram pada Birokrat DKI: Gila ini, Lucu Banget

Entah apa yang ada dipikiran jajaran Sekda Pemprov DKI. Ahok pun sampai meledak amarahnya kala tahu birokrat itu menolak sumbangan bus CSR sejumlah perusahaan. Bahan bakar bus solar jadi alasan.

Padahal bus itu dibutuhkan masyarakat. Toh pada tahun lalu bus Dishub DKI yang baru berbahan bakar solar.

"Gila ini," kata Ahok sambil meraih air putih di gelas kacanya untuk meredakan amarah di balai kota.

"Jadi busnya tidak diterima lagi, kalau diterima nggak boleh pakai di jalur yang ada SPBG. Kan lucu banget. Metromini, Kopaja itu pakai solar, kenapa bisa masuk (busway). Tapi kenapa ini nggak boleh? Jadi memang direncanakan supaya Jakarta enggak cukup bus. Disabotase ini lama-lama," tambah Ahok.

4. Ahok: Sekda DKI Hanya Cari-cari Alasan

Ahok secara gamblang mengungkapkan amarahnya pada Plt Sekda Pemprov DKI Wiryatmoko. Ahok menilai alasan penolakan bus sumbangan CSR dari sejumlah perusahaan hanya mengada-ngada. Mulai dari berbahan bakar solar sampai tak boleh masuk busway.

Padahal bus Dishub DKI, metromini, dan Kopaja saja berbahan bakar solar. Bukan berbahan bakar BBG seperti alasan yang disampaikan Sekda.

Poin yang membuat Ahok geram juga yakni soal pajak reklame yang diterapkan terhadap iklan di badan bus. Dengan tarif pajak iklannya mencapai Rp 50 ribu / m2 / hari, maka tiap unit bus dikenakan biaya Rp 346 juta per tahun.

Pemda juga disebutkan harus menunggu izin dari Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan dan Kemendagri terkait teknis pengadministrasiannya. Menurut Ahok, dia sudah menanyakan perihal surat ini kepada Sekjen Mendagri.

"Saya tanya ke Bu Diah (Sekjen Kemendagri), sejak kapan hibah barang pakai minta izin ke Mendagri. Dia bilang, β€˜saya juga belum pernah dengar peraturan seperti itu’. Berarti ini kan namanya cari-cari alasan," urai Ahok.

4. Ahok: Sekda DKI Hanya Cari-cari Alasan

Ahok secara gamblang mengungkapkan amarahnya pada Plt Sekda Pemprov DKI Wiryatmoko. Ahok menilai alasan penolakan bus sumbangan CSR dari sejumlah perusahaan hanya mengada-ngada. Mulai dari berbahan bakar solar sampai tak boleh masuk busway.

Padahal bus Dishub DKI, metromini, dan Kopaja saja berbahan bakar solar. Bukan berbahan bakar BBG seperti alasan yang disampaikan Sekda.

Poin yang membuat Ahok geram juga yakni soal pajak reklame yang diterapkan terhadap iklan di badan bus. Dengan tarif pajak iklannya mencapai Rp 50 ribu / m2 / hari, maka tiap unit bus dikenakan biaya Rp 346 juta per tahun.

Pemda juga disebutkan harus menunggu izin dari Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan dan Kemendagri terkait teknis pengadministrasiannya. Menurut Ahok, dia sudah menanyakan perihal surat ini kepada Sekjen Mendagri.

"Saya tanya ke Bu Diah (Sekjen Kemendagri), sejak kapan hibah barang pakai minta izin ke Mendagri. Dia bilang, β€˜saya juga belum pernah dengar peraturan seperti itu’. Berarti ini kan namanya cari-cari alasan," urai Ahok.

5. Ahok Sinyalir Ada Permainan di Birokrat DKI

Soal sumbangan bus yang masih belum diterima Pemprov DKI membuat Ahok geram. Apalagi alasan yang dikemukakan aneka rupa, salah satunya soal bahan bakar solar yang digunakan bus-bus itu.

Tapi, Ahok mengungkapkan ada hal lain yang menyeruak tak lain soal bus-bus dari China.

"Ini disinyalir ada permainan. Sekarang kita didatangi Kadishub, mereka bilang bus-bus China itu diterima saja atas nama 'azas manfaat'. Karena rakyat membutuhkan, maka bus ini harus diterima walaupun jelek," kata Ahok dengan nada kesal di Balai Kota, Jakarta, Selasa (25/3).

Ahok sebelumnya sudah menegaskan tidak lagi menerima bus TransJ yang ditemukan bermasalah beberapa waktu lalu. Pengadaan bus saat ini dihentikan dan dugaan penyimpangannya ditelisik Kejaksaaan Agung dan KPK.

Rasa kesal Ahok makin bertambah karena sebelumnya jajaran aparat pemerintahan di bawahnya justru menolak 30 unit sumbangan bus dari perusahaan swasta. Ahok sudah menerima surat tindaklanjut dari Sekda terkait penandatanganan nota kesepahaman penyediaan bus oleh swasta yang dinilainya mengecewakan.

Ahok menuturkan, ia bersedia menerima bus sumbangan, karena DKI Jakarta masih sangat kekurangan bus tapi bawahannya justru mempersulit. Alasan bahwa angkutan umum harus pakai bahan bakar gas, sesuai Perda nomor 2 tahun 2005 tentang Pengendalian Pencemaran Udara, dianggapnya hanya alasan yang dicari-cari untuk menjegal 30 unit bus itu.

"Saudara Plt Sekda, kalau begitu tegakkan seluruh Perda sejak 2005. Bus-bus di Jakarta yang pakai solar buang ke laut saja," begitu isi tulisannya.

Ahok curiga, penolakan bus sumbangan itu memang sengaja dilakukan agar Pemda secara terpaksa mau menerima puluhan unit bus transjakarta asal China yang bermasalah.

5. Ahok Sinyalir Ada Permainan di Birokrat DKI

Soal sumbangan bus yang masih belum diterima Pemprov DKI membuat Ahok geram. Apalagi alasan yang dikemukakan aneka rupa, salah satunya soal bahan bakar solar yang digunakan bus-bus itu.

Tapi, Ahok mengungkapkan ada hal lain yang menyeruak tak lain soal bus-bus dari China.

"Ini disinyalir ada permainan. Sekarang kita didatangi Kadishub, mereka bilang bus-bus China itu diterima saja atas nama 'azas manfaat'. Karena rakyat membutuhkan, maka bus ini harus diterima walaupun jelek," kata Ahok dengan nada kesal di Balai Kota, Jakarta, Selasa (25/3).

Ahok sebelumnya sudah menegaskan tidak lagi menerima bus TransJ yang ditemukan bermasalah beberapa waktu lalu. Pengadaan bus saat ini dihentikan dan dugaan penyimpangannya ditelisik Kejaksaaan Agung dan KPK.

Rasa kesal Ahok makin bertambah karena sebelumnya jajaran aparat pemerintahan di bawahnya justru menolak 30 unit sumbangan bus dari perusahaan swasta. Ahok sudah menerima surat tindaklanjut dari Sekda terkait penandatanganan nota kesepahaman penyediaan bus oleh swasta yang dinilainya mengecewakan.

Ahok menuturkan, ia bersedia menerima bus sumbangan, karena DKI Jakarta masih sangat kekurangan bus tapi bawahannya justru mempersulit. Alasan bahwa angkutan umum harus pakai bahan bakar gas, sesuai Perda nomor 2 tahun 2005 tentang Pengendalian Pencemaran Udara, dianggapnya hanya alasan yang dicari-cari untuk menjegal 30 unit bus itu.

"Saudara Plt Sekda, kalau begitu tegakkan seluruh Perda sejak 2005. Bus-bus di Jakarta yang pakai solar buang ke laut saja," begitu isi tulisannya.

Ahok curiga, penolakan bus sumbangan itu memang sengaja dilakukan agar Pemda secara terpaksa mau menerima puluhan unit bus transjakarta asal China yang bermasalah.
Halaman 2 dari 12
(ndr/fdn)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads