Penganiayaan ABG di Cilandak, Saksi: Setelah Menganiaya, Pelaku Tinggalkan M

Penganiayaan ABG di Cilandak, Saksi: Setelah Menganiaya, Pelaku Tinggalkan M

- detikNews
Kamis, 13 Mar 2014 08:24 WIB
Jakarta - Kasus cinta berujung maut kembali terjadi. Kali ini M (16) meregang nyawa setelah dianiaya sekelompok pemuda yang salah satunya sakit hati karena ditolak cintanya oleh korban. Saksi mata mengatakan setelah menganiaya, para pelaku meninggalkan M seorang diri.

"Perempuannya (M) jatuh di depan rumah Material punya Pak RT, kondisinya berdarah, kita tidak berani dekat karena takut disalahin. Tapi yang kejar-kejaran itu terus kabur meninggalkan perempuannya sendiri. Katanya sempet ribut di depan Terogong Residence," jelas seorang warga bernama Haliem, Rabu (12/3/2014).

Warga Jalan Poncol RT 06/07, Cilandak itu mengaku sempat menyaksikan kejadian mengenaskan tersebut. Setelah M tersungkur dan terluka parah, para pelaku kemudian mengejar S (16) dan SA (16) yang masih berusaha melarikan diri dari kejaran gerombolan tersebut.

Diketahui S adalah pacar dari M. S dan SA mengalami luka-luka akibat penganiayaan tersebut.

Andi (20) sepupu M yang ditemui di Rumah Sakit Fatmawati mengatakan, dirinya tak mengetahui pasti peristiwa mengenaskan tersebut. Dirinya mengaku pada malam kejadian, Soni memang hendak menjemput M dari kos untuk pulang ke rumah.

"Tapi kalau kata pacarnya M, si S, bilangnya dia mau jemput buat mengantar pulang, tapi tahu-tahu dikejar sama empat motor. Katanya sih mantan pacar Mia yang cemburu karena tak mau diputuskan," ucapnya.

peristiwa yang menewaskan M bukan karena luka jatuh atau benturan, melainkan karena luka robek berukuran besar seperti terkena benda tajam berbentuk melingkar mulai dari bagian kening sampai bagian belakang kepala.

Sedangkan ayah M, Khaerudin (45) terlihat sangat terpukul dengan peristiwa yang merengut nyawa putrinya. Dia tak menyangka kalau anak bungsu dari dua bersaudara tersebut meninggalkan keluarga secara tragis. Dirinya berharap agar pelaku dapat dihukum seberat beratnya.

"Nggak nyangka bisa seperti ini. Padahal sore tadi (kemarin) sempat saya telepon, katanya mau pulang jam tujuh malem. Mamanya juga sudah telepon," jelasnya dengan nada sendu.

"Kalau motif benarnya saya nggak tahu, tapi yang jelas kalau (karena) pelaku nggak mau diputusin sama anak saya, saya mau dia dihukum seberat-beratnya," tutupnya.

(rni/sip)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads