"Kita mesti penyidikan dulu deh. Makanya sudah ada beberapa orang pengen selidiki ada apa. Kalau masalah TransJakarta kita bertanya pada operator. Mau nggak kalian pakai produk ini. Sebab, sebagian operator sudah pakai Scania," tutur Ahok di Balai Kota, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Selasa (4/3/2014).
"Kenapa nggak mesan Scania atau sekelas Mercedes Benz. Anggaran Rp 5,8 miliar, ngapain kamu beli barang seharga Rp 3,5 miliar atau Rp 3,8 miliar kalau 1-2 tahun nggak jelas body-nya. Kalau ini (Scania atau Mercedes Benz) kan sampai berpuluh-puluh tahun sudah jelas. Jadi, kalau umurnya mau lebih panjang sampai 10-20 tahun ya harganya beda. Mereka itu sengaja," lanjutnya.
Sebelumnya, beberapa bus baru TransJ hasil memiliki banyak masalah mulai dari bodinya yang berkarat hingga mesin yang sering mati. Beberapa pihak menilai kualitas bus yang dibeli dari China ini sudah bermasalah sejak awal.
"Mesin Wei Chai, Zhong Tong dan sebagainya benar-benar aku baru dengar di dunia ini. Zhong Tong, sekalian saja nanti ada ding-dong atau tong-tong yang baru. Pusing aku kayak gitu. Kenapa nggak pakai yang setara Mercedez Benz. Coba lihat bus swasta. Mereka pakai Hino, Scania, Mercedez dan sebagainya. Kenapa nggak mau nyontek mereka. Sederhana sebetulnya," kata Ahok.
Tak ayal kecurigaan pun muncul. Politisi Gerindra ini pun mempersilakan KPK untuk memeriksa ketidakberesan pada pengadaan bus tersebut. Laporan dari berbagai LSM tentang kasus ini menurutnya sudah cukup untuk membuat KPK mengusut kasus ini.
"Kenapa kalau pas beli bus nggak ngarahkan ke yang bagus. Makanya itu tunggu KPK periksa saja. Nggak usah saya yang lapor juga udah orang lain ada yang lapor ke KPK. Kita mesti bergerak dong. Dugaan kerugian negara mencapai Rp 3 triliun loh nilainya masa nggak mau bergerak," tutupnya.
(bil/bil)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini