Slogan tersebut tidak salah. Namun menurut pengamat ekonomi dari Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) Dahnil Anzar masyarakat menelan mentah-mentah kondisi yang terjadi saat ini.
"Kalau orang awam bilang, enak jamanku, nggak salah karena zaman itu semua harga murah. Tapi semua dibiayai eksploitasi besar-besaran, utang dari macam-macam," katanya dalam diskusi bertajuk Indonesia Pasca SBY di Bumbu Desa, Jl Cikini Raya, Jakarta Pusat, Minggu (2/3/2014).
Sementara dampak dari utang besar-besaran pada rezim tersebut terjadi pada rezim setelahnya. "Siapapun presiden setelah Soeharto akan menerima warisan luar biasa berat," ucap Dahnil.
Menurutnya, tak adil jika pemerintahan saat ini dipojokkan karena mencabut subsidi untuk rakyat. Sebab menurutnya pemerintah tengah berusaha melakukan normalisasi ekonomi.
"Siapapun yang memimpin setelah Soeharto pasti akan cabut subsidi. Saya kasihan juga dengan SBY harus membayar itu, karena itu warisan," katanya.
Dahnil juga mendukung kebijakan pemerintah mengenai hilirisasi pertambangan, di mana proses ekstraksi minyak harus dilakukan di dalam negeri. Menurutnya, kebijakan tersebut memang akan memperlambat makro ekonomi, namun manajemen perminyakan justru bagus.
"Ini akan menguntungkan anak cucu kita. Tambang nggak akan hilang kok," tandasnya.
(kff/try)











































