Kejadian pemukulan ini berlangsung pada Senin (24/2/2014) lalu. Mereka dipukul saat jam pelajaran IPS. Para siswa ribut saat guru-guru sedang rapat.
Ahmad Afrijal (9), salah seorang murid menceritakan, Hokmaria datang sambil membawa bambu dengan panjang sekitar 30 centimeter. Seluruh murid di kelas kena pukul. Rupanya, di bambu itu ada paku yang menancap, sehingga membuat kepala beberapa anak berdarah.
"Habis dipukul kami langsung belajar, walaupun kepalaku berdarah, kata ibu itu jangan bilang sama orang tua sama nggak boleh mandi," katanya.
Hal serupa juga dikatakan Habil Aljabar (9), siswa lainnya. Dia mengatakan bambu tersebut diambil Hokmaria dari keranjang sampah kelas. "Itu bekas bingkai kerajinan tangan, makanya ada pakunya Om," jelasnya sembari memegang kepalanya yang diperban.
Akibat kejadian tersebut, ada beberapa siswa seperti Dian Febrian (8), Serli Olimpia (9) dan Noval Lubis (8) mengalami demam.
Kepala sekolah SD tersebut, Sinta Samosir membenarkan kejadian tersebut. Menurutnya, kejadian itu berlangsung saat kepala sekolah sedang mengadakan rapat di ruangan yang bersebelahan dengan ruangan kelas 3.
"Iya memang dipukul dan kami tahu sewaktu kami selesai rapat ada murid yang bilang kalau anak kelas 3 luka, jadi hari itu juga saya kejar dan saya lihat ada tiga anak yang kepalanya luka. Kami juga sudah meminta maaf dan bertanggung jawab," jelas Sinta.
"Sudah sering saya tegur supaya jangan pakai kekerasan, tapi mungkin waktu itu dia sudah emosi makanya sampai memukul," imbuhnya.
Mendengar kejadian ini, para orang tua siswa pun menggelar protes. Mereka menuntut agar sang guru dipindahkan ke tempat lain. Sejak kejadian, ada beberapa siswa yang takut ke sekolah. Namun mereka tak akan lapor polisi.
"Sampai hari ini anakku tak berani ke sekolah. Jadi kami minta supaya dia dipindahkan mengajar ke sekolah lain," ujar Sugiarto.
Menganai tuntutan orang tua siswa, pihak sekolah mengatakan akan melaporkan hal tersebut kepada UPTD pendidikan Kecamatan Gunung Maligas untuk ditindaklanjuti.
(mad/mad)