"Ini kan kita ingin memperbaiki, meng-upgrade rumah-rumah yang berada di kawasan kumuh, yang gangnya sempit, dari lebar 1 meter dibikin jadi 3 meter. Rumah yang tidak layak jadi layak dan sehat," kata Gubernur Jokowi di Kelapa Gading, Jakarta Utara, Rabu (26/2/2014).
Jokowi menjelaskan tahun 2013 sudah ada 26 lokasi yang dibuat kampung deret dan tahun ini akan dibuat 70 kampung seperti itu.
"Jadi kira-kira masing-masing wilayah akan ada 15 kampung deret," katanya.
Pembangunan kampung deret dimulai pada Juni. Hal ini disebabkan diperlukan sosialisasi dan denah gambar karena kondisi setiap lokasi berbeda-beda. "Kita ingin semua yang kumuh dirapikan," katanya.
Pria berberat 54 kg ini mengatakan, tahun lalu warga diajak membantu membangun kampung deret tidak mau karena pikirannya selalu negatif. Namun setelah melihat hasilnya mereka sekarang antre.
"Tahun kemarin itu yang mengejar kita, tahun ini yang mengejar warga. Tahun ini mereka percaya bahwa kita tidak untuk menggusur mereka," katanya.
Ditanya mengenai pendanaan, Jokowi mengatakan pendanaan kampung deret ini akan dilakukan secara terkendali. "Kalau bangunan sudah selesai 40 persen baru turun (dananya), 80 persen selesai baru turun (lagi)," katanya.
Kampung deret telah dibangun di sejumlah daerah kumuh seperti di Tanah Tinggi dan Petotogan. Konsep ini dengan meruntuhkan bangunan lama dan membangun baru. Setiap rumah mendapat bantuan dari pemerintah maksimal 36 meter persegi sekitar Rp 54 juta.
(nal/nrl)








































.webp)













 
             
  
  
  
  
  
  
 