"Itu foto buayanya sebelum dibedah perutnya oleh warga," tulis Dedi Mandala warga Pulau Semau melalui pasangmata.com, Senini (23/2/2014).
Dedi mengatakan, dalam perut buaya itu terdapat beberapa organ tubuh bocah yang dimakan hewan ini. Kemudian buaya tersebut dikuburkan oleh warga pulau tersebut.
"Sebelum dikuburkan dilakukan ritual terlebih dahulu," katanya.
Dedi menyatakan, menurut kepercayaan nenek moyang warga kawasan itu datang ke pulau itu dengan menggunakan buaya. Warga khawatir jika tidak dilakukan ritual maka akan terjadi balas dendam oleh buaya lainnya.
"Kepercayaannya seperti itu," katanya.
Perburuan buaya itu dipimpin anggota Babinsa Serda Frans Ndaomanu. Buaya ini memangsa Yesly Lole (13) yang sedang bermain bersama dua temannya di pantai. Buaya itu kemudian membawa jenazah Yelsy Lole melalui perairan di kawasan tersebut.
"Warga kemudian melakukan pencarian buaya tersebut," kata guru Bahasa Indonesia di SMP 1 Semau ini.
Warga memburu buaya dengan membawa tombak dan senjata tajam, menumpang perahu-perahu kecil bermesin.
Dedi mengatakan, sarang buaya itu akhirnya ditemukan di dekat dermaga di pulau itu. Jarak dermaga dengan lokasi penyerangan sekitar 300 meter. Buaya ini ditangkap pada 19 Februari. Setelah dibedah ternyata ada potongan-potongan tubuh anak tersebut dalam tubuh reptil ini.
(nal/nrl)











































