Salah satu warga Desa Sumogawe RT 05 RW 02, Suparman, sekitar pukul 06.00 ada dentuman cukup keras dan beberapa saat kemudian terjadi guncangan. Perabotan di dalam rumah Suparman pun berjatuhan karena saking kerasnya getaran.
"Ada suara 'dum!' terus bergetar kira-kira 1 menit. Enggak cuma goyang, foto yang ada di buffet saja sampai jatuh," kata Suparman saat dihubungi detikcom, Senin (16/2/2014).
"Ada yang lihat cahaya seperti kilat dari gunung Merbabu," imbuhnya.
Warga pun segera berhamburan keluar dan mendapati genteng berjatuhan kemudian beberapa rumah retak di bagian dinding. Meski demikian, menurut Suparman, hingga kini rumah warga masih bisa ditempati.
"Kami di lereng, jaraknya kira-kira 10 km dari gunung Merbabu. Dampak nya kalau yang gentengnya jatuh hampir semua, ratusan rumah. Yang retak ada tapi beberapa, rumah saya juga retak dindingnya," terang Suparman.
Sementara itu Humas Basarnas Kantor SAR Semarang, Aris Triyono mengatakan pihaknya mengetahui informasi tersebut, meski demikian belum bisa dipastikan apakah benar getaran berasal dari gunung Merbabu.
"Dari informasi yang diperoleh, pihak-pihak terkait masih menyelidiki penyebab getaran tersebut," kata Aris.
Kasi Rehabilitsi dan Rekonstruksi BPBD Kabupaten Semarang, Yudinita Artsiani mengatakan 16 rumah rusak sedang dan 1 rumah rusak berat. Diduga gempa tersebut akibat tanah labil.
"16 rumah rusak ringan dan dan satu rumah rusak berat," tandasnya.
Gunung Merbabu berada di Kabupaten Semarang, Boyolali, Magelang, dan Kota Salatiga. Letaknya berdekatan dengan Gunung Merapi. Puncaknya berada pada ketinggian 3.145 meter di atas permukaan air laut. Menurut situs wikipedia, gunung ini pernah meletus pada tahun 1560 dan 1797.
(alg/try)