Mendengar Amukan Lembu Sura di Puncak Gunung Kelud

Mendengar Amukan Lembu Sura di Puncak Gunung Kelud

- detikNews
Jumat, 14 Feb 2014 06:23 WIB
Jakarta - Gunung Kelud, Jawa Timur, kembali 'terbatuk' dengan memuntahkan abu, pasir, dan kerikil. Ribuan warga waspada atas amukan dari lembu sura.

Gunung Kelud terletak di antara Kabupaten Kediri, Kabupaten Blitar, dan Kabupaten Malang. Tercatat sudah beberapa kali gunung ini meletus dan menelan korban hingga ribuan jiwa. Korban terbanyak saat gunung ini meletus pada di tahun 1919 dengan total korban mencapai 5.160 jiwa.

Hingga saat ditetapkan menjadi level IV pada Pukul 22.15 WIB semalam, gemuruh Genung Kelud sudah terdengar lantang hingga Jawa Tengah, Jumat (14/2/2014). Lelehan lava juga terlihat turun dari atas gunung dan di puncak gunung itulah dalam mitos rakyat setempat disebut sebagai tempat Prabu Brawijaya mengubur hidup-hidup Lembu Sura.

Lembu Sura dalam dongeng masyarakat Jawa Timur adalah pria berkepala binatang dan bertanduk. Syahdan, Prabu Brawijaya mengadakan sayembara untuk mencari suami bagi puterinya Dyah Ayu Pupasari. Sayembara itu adalah uji kekuatan bagi para pria yang dapat menarik busur Kyai Garudayeksa dan mengangkat gong Kyai Sekadelima.

Jago-jago bela diri diri berkumpul dan berkompetisi. Sayangnya, hingga diujung hari tidak satu pun dari para peserta yang berhasil, hingga akhirnya Lembu Sura datang dan berhasil melewati semua ujian yang diberikan oleh Prabu Brawijaya.

Namun di balik kemenangan Lembu Sura, muncul ketakutan dari Dyah Ayu Puspasari yang tidak ingin menikahi Lembu Sura karena bentuk kepalanya yang menyerupai binatang.

Satu syarat lagi diminta oleh puteri raja, yaitu dibuatkan kolam di puncak Gunung Kelud. Dengan kekuatan Lembu Sura tidaklah susah membuat kolam seperti yang diminta Dyah Ayu Puspasari, namun sayang saat menggali kolam itu, Prabu Brawijaya dan anaknya berkhianat.

Mereka memerintahkan pasukannya untuk menimbun kembali kolam itu dengan Lembu Sura yang berada di dalamnya.

Meski telah terkubur, teriakan Lembu Sura masih terdengar kencang. Kepada Prabu Brawijaya, Lembu Sura bersumpah akan merusak seluruh kerajaan Prabu Brawijaya setiap dua windu (satu windu delapan tahun). Sumpah yang membuat raja dan rakyatnya takut, sehingga diadakan larung sesaji di kawah Gunung Kelud.

Hingga saat ini, acara larung sesaji tetap dilaksanakan oleh masyarakat Sugih Waras pada setiap penanggaln 23 Syura dalam kalender jawa.

Kini amukan Lembu Sura kembali menggelegar. Muntahan abu vulkanik menutupi hampir seluruh wilayah yang berdekatan dengan Gunung Kelud dengan ketebalan 5 cm dan muntahan kerikil sebesar batu kelereng. Ribuan warga akhirnya harus meninggalkan rumah mereka dan mengungsi di posko pengungsian.

(fiq/fdn)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads