Sejarawan Sesalkan Kata 'PKI' Dipakai Lagi di Kurikulum 2013

Sejarawan Sesalkan Kata 'PKI' Dipakai Lagi di Kurikulum 2013

- detikNews
Kamis, 13 Feb 2014 14:05 WIB
ilustrasi
Jakarta - Sejarawan LIPI Asvi Warman Adam menyesalkan penggunaan kembali kata 'PKI' (Partai Komunis Indonesia) di buku sejarah pada kurikulum 2013 ini. Kata PKI pernah digunakan seperti kurikulum 2006.

"Waktu itu (kurikulum 2004) tidak ada penggunaan kata 'PKI', yang ada G-30 S. Tapi karena ada beberapa pihak yang menolak kata ini dan memaksa agar tetap diadakan kata 'PKI' maka kurikulum diubah menjadi tahun 2006 di mana ditambahkan kata PKI lagi," sesal Asvi.

Asvi mengatakan itu dalam diskusi bertajuk 'Pelanggaran HAM di Masa Lalu' oleh Kelompok Kerja Petisi 50 di Gedung Ganesa, Jl Raya Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Kamis (13/2/2014).

Menurut Asvi, usai era Orde Baru, pihaknya melihat kurikulum yang paling baik yaitu kurikulum 2004. Di kurikulum itu hanya ada kata G-30S.

Asvi menilai, kurikulum 2013 seperti kurikulum berbasis syariah. Padahal Indonesia bukan negara agama.

"Tapi menteri pendidikannya memaksakan ini untuk dijalankan," katanya.

Asvi pesimistis pelajaran sejarah dengan menggunakan kurikulum 2013 dapat berhasil. Sebab pelajaran sejarah di sekolah sudah sangat memprihatinkan.

"Jumlah jamnya sekarang dikurangi, materi tidak berubah sehingga banyak kasus pelanggaran HAM yang tidak diketahui. Bahkan kalau tidak salah kasus Timtim tidak masuk pada kurikulum 2013," ucap Asvi.

(nik/nwk)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads