Lewat surat yang bertanggal 9 April 1968, Usman resah karena ia tak kunjung mendapat surat balasan dari anggota keluarganya. Meski begitu, ia tak pernah absen menyebut nama anggota keluarganya dalam doa.
"3 th adalah tempo jang pandjang sekali kalau kita bandingkan dengan kali pertemuan sebelumnja. Dalam tempo jang memakan sampai 3 th berakhir sudah barang tentu keadaan didalam dan disekitar keluarga tidak kekal seperti dalam masa perpisahan kita jang terakhir,"kata Usman lewat surat yang ditujukan untuk Kanda Chalimi.
"Dan dinda adalah satu titik jang selama ini pula mendapat pantjaran harapan dari segenap pendjuru di dalam kalangan keluarga kita. Harapan di dalam doa dan restu jang tetap dinda lafalkan bagi keluarga kita semua berkaitan dengan nasib masa depan dinda memerlukan tawakal jang paling kokoh mengesampingkan ketjemasan yang tidak patut kita jakini," lanjutnya
Kabar meninggalnya sang ayah, H. Ali diterima Usman pada awal tahun 1968. Setelah menerima berita tersebut, Usman membalas surat dengan jawaban pendek yang tertulis dalam 3 paragraf. Padahal surat-suratnya terdahulu selalu cukup panjang.
"Surat kanda dan kanda mudjahid 3 bl jang lalu telah dinda terima dengan selamat dan berita (lajon) wafatnya ajah H. Ali telah dinda maklumi dan tentunja kanda tak akan keberatan memaafkan kesalahan dinda jang baru kali ini mengirimkan balasan jang telah sekian lama ditunggu," kata Usman di surat yang bertanggal 5 Maret 1968.
(nwk/nwk)