Surat-surat yang ditulis Usman dan Harun disimpan dalam Museum Marinir Cilandak, Jakarta Selatan, Rabu (12/2/2014). Salah satu surat Usman yang sudah berwarna kecokelatan dipigura dan dipajang dalam kotak kaca.
Dalam surat yang ditujukan pada sang ayah, Usman memberi kabar bahwa ia dalam keadaan sehat meski di dalam penjara. Ia menyampaikan harapannya agar hubungan Indonesia dengan Singapura dan Malaysia membaik agar dapat memberi pertolongan bagi dirinya dan Harun.
"Semoga berkenaan pulihnya hubungan Republik Indonesia-Republik Singapura dan Republik Indonesia-Malaysia, pemerintah ketiga belah pihak mengambil berat dan memberikan pertolongan ke atas nasib anaknda jang hanya sebahagian pelaksana refolusi dan berpijak pada djalan Sapta Haksa dan Sumpah Pradjurit Republik Indonesia," kata Usman seperti dikutip dari surat bertanggal 21 September 1966 tersebut.
Sejarawan dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Asvi Warman Adam, menggambarkan situasi kala itu pada tahun 1968 memang penuh kemarahan. Hingga tahun 1973, hubungan Indonesia dan Singapura terus memburuk.
"Saat itu orang-orang Indonesia banyak yang berdemonstrasi, menyerukan perang dengan Singapura," terang Asvi.
Hingga pada 1973, PM Lee Kuan Yew berkunjung ke Indonesia. Menurut Asvi, penasihat Lee menyarankan agar dia menabur bunga di makam Usman Harun di Kalibata. Ada juga juga versi lain, yakni Soeharto memberi syarat agar Lee menabur bunga di makam Usman Harun kalau berkunjung ke Indonesia.
"Cara Lee Kuan Yew dengan menabur bunga itu untuk mengambil hati Soeharto dan masyarakat Indonesia. Tabur bunga itu juga sebagai permintaan maaf dari Singapura," terang Asvi.
Setelah aksi tabur bunga itu, perlahan hubungan Indonesia dan Singapura mulai mencair kembali normal. Urusan diplomatik kembali pulih.
(mad/mad)