“Tadi aku cek ke gudang masih pada tidur, kecapean kayaknya, jadi nanti kita mulai gerak agak sorean lagi,” kata Harry ketika berbincang lewat telepon dengan Detikcom, Rabu (12/1).
Banyaknya jalan rusak akibat banjir sebulan terakhir ini membuat dinas PU mengebut perbaikan jalan. Tim di bawah koordinasi Harry misalnya, seharian kemarin menambal beberapa titik jalan rusak.
Siang hari mereka menambal sejumlah lubang di terowongan Pasar Minggu. Malamnya mereka bergerak ke kolong flyover Universitas Indonensia, dan di ruas jalan Supomo - Saharjo. Mereka bekerja sampai pukul 04.30 Rabu dini hari.

Ditambah lagi, kata Harry, pekerjaan mereka banyak dipengaruhi oleh kondisi cuaca yang masih tidak menentu. Jika cuaca sedang tidak hujan seperti kemarin, mereka harus bekerja cepat.
“Di Selatan ini kan beda, enggak seperti wilayah lain, kadang di sini hujan, di wilayah lain enggak. Jadi kalau lagi bagus kita buru-buru pasang hot mix dan buru-buru kita tutup, kalau cuaca jelek enggak bisa kerja, jadi percuma,” papar Harry.
Sore ini rencananya tim kembali bekerja menambal jalan di beberapa lokasi, seperti di jalan Supomo, Karet Sawah, Setiabudi, Menteng, dan Cikoko Timur-Pancoran.
Material penambalan yang digunakan berupa aspal. “Kalau yang masih posisi jalan tidak cekungan kita pakai aspal,” ujar dia. sejauh ini hot mix beton baru digunakan di jalan akses UI–Lenteng Agung (kolong fly over) dan di Abdullah Syafei, dan Kampung Melayu.
Adapun proyek pengerjaan oleh Sudin masih menggunakan material aspal. “Kita masih yang kerjaan tanggap darurat, lubang yang parah-parah. Tapi kita sudah mendata jalan yang harus kita beton, jadi nanti kalau memang keadaan sudah agak lebih kondusif, kita ada perencanaan ke sana (menggunakan material beton),” kata Harry.
(ros/erd)