Gambaran tersebut merupakan hasil survei yang dilakukan Lembaga Survei Jakarta (LSJ) yang dipaparkan di Restoran Pulau Dua, Senayan, Jakarta, Rabu (12/2/2014). LSJ merupakan salah satu dari 38 anggota Asosiasi Riset Opini Publik Indonesia.
"PDIP mengisyaratkan sinyal yang semakin kuat akan keluar sebagai jawara pemilu," kata peneliti utama LSJ, Saiful Syam.
Berdasarkan analisa mereka, kedudukan sebagai partai oposisi meningkatkan elektoral mereka. Pasalnya PDIP mampu secara leluasa menginisiasi isu-isu perubahan.
"Ditambah juga dengan kurang bersinarnya pemerintahan SBY," lanjutnya lagi.
Bukan hanya PDIP yang mendapat keuntung dari posisinya berada di luar pemerintahan. Partai Gerindra dan Partai Hanura juga mendapat insentif eletoral yang cukup banyak.
"Jika pemilu dilaksanakan saat ini, PDIP memperoleh suara yang jauh lebih tinggi dari perolehan suaranya pada pemilu 2009 lalu," tandasnya.
Berikut adalah tingkat elektabilitas partai berdasarkan survei LSJ:
1. PDI Perjuangan 19,83 persen
2. Partai Golkar 17,74 persen
3. Partai Gerindra 12,58 persen
4. Partai NasDem 6,94 persen
5. Partai Hanura 6,85 persen
6. Partai Demokrat 6,12 persen
7. PPP 4,83 persen
8. PKB 4,67 persen
9. PAN 4,51 persen
10. PKS 3,87 persen
11. PBB 1,2 persen
12. PKP Indonesia 0,24 persen
13. Undecided 10,62 persen
Survei ini dilakukan sejak tanggal 12-26 Januari 2014 di 33 provinsi. Jumlah respondennya mencapai 1.240 orang melalui metode wawancara tatap muka melalui pedoman kuisioner. Dengan margin error +/- 2,8 persen, tingkat kepercayaan diklaim mencapai 95 persen.
(mok/van)