"KPPS mulai direkrut, tapi honor mereka lebih kecil dari pemilu sebelumnya sekitar Rp 450 ribu," kata komisioner KPU Hadar Nafis Gumay di kantornya Jalan Imam Bonjol, Jakarta Pusat, Selasa (11/2/2014).
Hadar mengatakan, petugas KPPS yang berjumlah 7 orang bekerja sekitar sebulan untuk menyiapkan proses pemungutan dan penghitungan suara di TPS meski efektifnya 2 minggu. Dengan honor sekitar Rp 450 ribu tentu sangat kecil.
"Pemilu tahun ini honor KPPS sama atau kurang dari Pemilu sebelumnya, jadi betul-betul kerja bakti. Padahal tugas mereka 1 bulan meski efektifnya 2 minggu," tuturnya.
"Kami sudah minta ke pemerintah untuk ada peningkatan, karena Pilkada saja ada yang sampai Rp 750 ribu," imbuhnya.
Menurut Hadar, soal rekrutmen itu dilakukan oleh petugas KPU di tingkat kelurahan/desa yang disebut Panitia Pemungutan Suara (PPS). Hadar menyebut petugas KPPS itu kadang memang ada yang merupakan petugas lama.
"Memang bisa saja dulu ada titipan kemudian dia pilih ke bawah. Tapi kita berharap ada wajah baru sehingga berharap ada semangat baru, tentu wajah baru yang punya motivasi yang baik," ujarnya.
"Dalam aturan sekurangnya SLTA, tapi kami dikeluhkan daerah yang susah dapatkan lulusan SLTA, Maka kami akan ubah, oke kalau sulit bisa kurang dari SLTA sepanjang dia bisa membaca, menulis, menghitung dan lainnya," lanjut Hadar soal syarat petugas KPPS.
(bal/mpr)