Gabriella Watulingas (15), salah satu korban menuturkan, siang kemarin, temannya Via Mendame menelpon untuk bertemu. Setelah itu dirinya dijemput dengan mobil nahas itu untuk jalan-jalan.
"Jumlah kami 9 orang di dalam mobil, termasuk sopirnya. Mereka teman-teman dari SMKN 1 Langowan," kata siswi SMA Don Bosco Manado ini kepada detikcom di ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit Prof dr RD Kandou Malalayang, Sabtu (8/2/2014) siang.
Gaby mengaku tidak mengetahui kalau teman-temannya itu datang ke Manado untuk menyalurkan bantuan kepada korban banjir. Karena setelah dijemput, mereka hanya jalan-jalan saja sampai sore.
Karena hari telah menjelang malam, teman-temannya memintanya untuk mengantar mereka pulang ke Langowan dengan memilih jalan pintas Kembes-Tomohon, karena jalan Manado-Tomohon masih sulit dilalui karena longsor.
Gaby pun tidak mengetahui secara pasti proses terjadinya kecelakaan itu, karena jalan yang dilalui adalah jalan pintas yang gelap dan sepi. Yang hanya diketahuinya, saat berbelok, mobil seperti terlempar lalu terguling beberapa kali.
"Saya pingsan dan sadar ternyata sudah berada di dasar jurang. Ada teman yang coba naik cari bantuan," tuturnya.
Dirinya sempat pingsan lagi karena kepala terasa sakit dan kembali sadar sudah diperjalanan menuju rumah sakit. "Yang saya tahu kami dibawa ke Tondano, tapi saya dan 2 teman dirujuk ke Manado," terangnya.
Pemantauan detikcom, hanya Gabriella yang dirawat di RS Prof dr RD Kandou Malalayang setelah dirujuk dari RS Sam Ratulangi Tondano. Dua temannya yang ikut dirujuk, ternyata dirawat di RS Gunung Maria Tomohon.
Ibu korban, Tresye Samboh (42) mengatakan sangat terkejut ketika mendengar anaknya masuk rumah sakit karena ikut menjadi korban.
"Kecewa karena harap kami orang tua mereka pergi ke sekolah, tapi tetap bersyukur karena hal yang tidak diinginkan tidak terjadi," tandas Tresye.
(mpr/mpr)