Cerita Soal Nama Jalan dan Kompleks Usman Harun di Jakarta Timur

Cerita Soal Nama Jalan dan Kompleks Usman Harun di Jakarta Timur

- detikNews
Sabtu, 08 Feb 2014 09:02 WIB
Jakarta - Nama Jalan Prapatan di Jakarta Pusat akan diganti menjadi Jalan Usman Harun, dua anggota marinir AL yang menjadi pahlawan nasional. Namun ternyata nama 'Usman Harun' sudah lebih dulu digunakan sebagai nama jalan dan kompleks perumahan di Jakarta Timur.

Nama jalan dan kompleks Usman Harun terletak dekat pool bus TransJakarta di Cawang, tak jauh dari terowongan UKI, Jakarta Timur. Tepatnya berada di Kelurahan Kebon Pala, Kecamatan Makassar, Jakarta Timur.

Ketua Lembaga Musayawarah Kelurahan (LMK) RW 05 Kelurahan Kebon Pala, Makasar, Jaktim, Anwar menuturkan nama Usman Harun untuk jalan dan kompleks di wilayahnya sudah digunakan sejak tahun 1970-an. Penggunaan nama 'Usman Harun' pada jalan dan kompleks perumahan di sana berawal dari konflik antara kelompok Arafat dan kelompok Soedomo dari TNI AL.

Menurut Awam, panggilan Anwar, keluarga Arafat pada saat itu terlilit utang sehingga tanah dan hartanya disita oleh bank.

"Kemudian tanah itu dibangun rumah dinas perwira tinggi TNI AL. Waktu itu Pak Domo (Soedomo, red) membangun tugu Usman Harun. Sebelum tugu itu dibuat, ada Yayasan Yasoma, sehingga nama jalannya disebut Jalan Yayasan Semoga Maju (Yasoma, red). Kira-kira diakhir pengujung tahun 1970 nama jalan diubah menjadi Usman Harun sampai dengan sekarang," ujar Awam saat berbincang dengan detikcom, Jumat (7/2/2014).

"Patokannya dari Gedung UP TransJ sampai dengan gapura Komplek TNI AL Usman Harun," tambahnya.

Awam mengaku mengenal sosok pahlawan nasional Usman Harun dari cerita kawan-kawannya di lingkungan TNI AL yang tinggal di wilayah tersebut. Dari penuturan mereka, kata Awam, Usman Harun adalah pejuang nasional yang akhirnya dihukum gantung oleh pemerintah Singapura.

"Kalau dari cerita senior-senior di AL, kebetulan saya sering menemani mereka main tenis. Usman Harun itu salah satu tentara Indonesia, pada zaman Soekarno dia disuruh mengintai Singapura. Kemudian dalam hitungan waktu 25 menit pasukan mereka disuruh meratakan Singapura, itu berhasil dilakukan karena tim mereka sudah mengetahui titik-titiknya," jelasnya.

"Kebetulan waktu mereka bertugas, di Indonesia tengah pecah G 30 SPKI, sehingga mereka yang telah berada di sana tidak bisa pulang, yang akhirnya tertangkap oleh pasukan di sana. Mereka pun dihukum gantung," imbuh Awam.

Untuk mengenang sepak terjang Usman dan Harun, kata Awam, Soedomo tidak saja memberi nama jalan dan kompleks dengan nama 'Usman Harun'. Tapi juga membangun tugu Usman Harun.

"Sekarang tugu itu sudah dihancurkan karena sudah tidak terawat. Tugu itu diresmikan oleh Panglima TNI AL Soedomo. Tugu itu tinggi sekitar satu meter ada tulisan nama Usman Harun, sekarang sudah dilebur sama rumah," pungkasnya.

(rmd/asp)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads