Hambit pernah menemui Akil pada pertengahan 2013. Dia ditemani oleh Dodi, sekretaris organisasi panjat tebing Kalteng. Dodi mengenal Akil karena sama-sama aktif di organisasi panjat tebing.
Ketika Hambit datang, Akil tengah berada di teras rumah. Saat itu, kata Hambit, banyak pemuda organisasi panjat tebing yang tengah berada di rumah dinas Akil.
"Saya lihat orang tua, pake celana pendek. Kaos oblong. Oo ini Pak Akil," ujar Hambit dalam kesaksiannya di PN Tipikor, Jakarta, Kamis (6/2/2014).
"Siapa kamu," tanya Akil seperti ditirukan Hambit.
Hambit lantas memperkenalkan diri. Dia adalah Bupati incumbent Gunung Mas yang kemenangannya digugat oleh para pesaingnya di MK.
"Apa yang dipersoalkan," ujar Hambit menirukan pertanyaan Akil.
Hambit lantas menjelaskan bahwa para pesaingnya menuding adanya politik uang, penggelembungan suara, dan adanya suara yang tidak sah. Akil hanya menjawab dengan dingin.
"Biasa itu, permainan incumbent," kata Akil seperti ditirukan Hambit.
"Saya kaget juga Beliau jawab seperti itu," ujar Hambit.
Akil lantas meminta Hambit untuk pulang. Dia melarang Hambit agar jangan lagi menemuinya di rumah dinas.
"Jangan-jangan sering ke sini. Saya takut. Nanti biar ibu saya yang urus," kata Akil kala itu. Hambit langsung berasumsi bahwa 'ibu' yang dimaksud adalah Chairun Nisa sesuai dengan pertemuan-pertemuan dengan politikus Golkar itu sebelumnya.
(fjp/aan)