Menghidupkan Wisata Desa Wayang di Wonogiri

Get Inspired BBC

Menghidupkan Wisata Desa Wayang di Wonogiri

- detikNews
Kamis, 30 Jan 2014 17:39 WIB
Manado - Desa Kepuhsari di Wonogiri, Jawa Tengah sudah sejak lama dikenal sebagai sentra kerajinan wayang kulit. Namun kesejahteraan masyarakatnya tidak berbanding lurus dengan karya budaya yang mereka hasilkan.

Ironi masyarakat Desa Kepuhsari tersebut menjadi keprihatinan tiga anak muda inspiratif yang memiliki obsesi membantu kesejahteraan warga desa, pada saat bersamaan mengembangkan budaya Tanah Air.

"Kami mendorong desa ini menjadi Wayang Village, agar memiliki dimensi wisata, banyak dikunjungi. Keuntungan dari wisata itu bisa digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan mereka," ujar Fiona dalam diskusi 'Get Inspired' yang digelar BBC Indonesia di Universitas Samratulangi, Manado, Sulawesi Utara, Kamis (30/1/2014).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mahasiswi S2 Universitas Parahiangan Bandung ini mengatakan, kerajinan dan kebudayaan wayang di desa Kepuhsari sudah ada sejak lebih dari setengah abad lalu. Namun seiring dengan kuatnya arus kebudayaan asing yang masuk ke Tanah Air, produksi kerajinan mereka makin redup.

"Mereka tetap mempertahankan turun temurun. Tapi mereka tidak tahu bagaimana mengembangkan, dan membuat potensi budaya ini juga menyejahterakan mereka. Nah, di sinilah kami masuk membantu mereka," kata Fiona.

Desa Wayang dibentuk tahun 2012. Namun banyak mendapatkan kunjungan wisatawan baru di September 2013. Sejak itu, lebih dari 100 wisatawan berkunjung ke Desa Wayang, separuhnya merupakan turis mancanegara seperti Inggris dan Rumania.

Penggagas Desa Wayang, Ariel Pradipta menambahkan, sejak dipromosikan sebagai Desa Wayang (Wayang Village), wisatawan yang berkunjung didominasi turis luar negeri. Menurutnya, minat warga negara asing mempelajari kebudayaan Indonesia justru lebih tinggi daripada orang Indonesia sendiri. Alasannya, menurut penggemar kesenian Kolintang ini, kekayaan dan keberagaman budaya Indonesia menjadi daya tarik bangsa asing yang justru minim budaya.

"Tujuan saya, membuat Desa Wayang ini untuk mengikis balik kebudayaan lain yang telah mengikis kebudayaan kita. Kebudayaan itu butuh kita untuk mmpertahankannya," tutur dokter muda lulusan UI ini.

Selain Fiona dan Ariel, seorang lagi bernama Rieke Caroline, seorang presenter televisi swasta yang juga duta pariwisata. Desa Wayang pernah meraih juara kompetisi wirausaha sosial yang digelar sebuah bank BUMN tahun lalu.

Dalam promo wisata Desa Wayang, Ariel menambahkan, pihaknya menerapkan 3 paket wisata berdasarkan tokoh-tokoh pewayangan. Paket Arjuna untuk 1 hari dan wisatawan dapat belajar menatah serta melukis wayang di kaca. Paket Kresna, untuk selama 2 hari 1 malam. Wisatawan dapat belajar menatah dan melukis di kaca.

Terakhir, paket Pandawa untuk 3 hari 2 malam. Wisatawan dapat menatah, melukis di kaca, mendalang wayang dan bermain gamelan. Wisatawan juga diberi suguhan wayang show selama 1 jam jika jumlah grup wisatawan 20 orang.


(rmd/ndr)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads