"Saya nggak kuat dengan pemerasan-pemerasan ini," jelas Bahalwan sambil terisak usai diperiksa di Kejagung, Selasa (28/1/2014).
Bahalwan memang mengaku kalau ada oknum penyidik yang meminta uang Rp 10 miliar kepadanya dengan janji tak akan menjeratnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya juga, pistol yang dimilikinya berizin. Pistol itu awalnya sempat dia titipkan ke seorang perwira polisi. Tapi kemudian, sore hari pistol dia ambil kembali, polisi itu dia panggil.
"Ternyata saya enggak pulang. Pada waktu itu saya udah, saya mau bunuh diri kemarin," kata Bahalwan kembali.
Menurut dia, proyek turbin itu sejak lama dikerjakan Siemens. Tapi kemudian di bawah Dirut PLN Nurpamudji, PLN melakukan perombakan. Semua proyek ditenderkan kembali. Dan pihak Mapna Iran, perusahaan listrik BUMN negeri Mullah itu memenangkan tender karena mengajukan harga masuk akal.
Tapi kemudian, tender dipersoalkan. Jaksa melakukan penyidikan dan diduga ada kerugian negara. Bahalwan menyebut, pihaknya belum mengerjakan proyek itu. Uang dari PLN juga belum masuk, tapi jaksa tahu-tahu melakukan penyidikan. Penyidikan ini juga membuat Nur Pamudji yang mendapat Bung Hatta Award antiukorupsi mengancam mundur dari PLN.
"Yang ngerjain proyek itu Siemens, dia harus dipanggil juga," tuturnya. Bahalwan akhirnya ditahan pada Senin (27/1) malam.
(dha/ndr)