Pemimpin para demonstran Suthep Thaugsuban mengumumkan bahwa unjuk rasa besar-besaran untuk melumpuhkan Bangkok akan digelar mulai dua pekan mendatang. Namun sebelumnya, demonstran anti-pemerintah akan tetap berunjuk rasa namun dengan jumlah massa yang lebih kecil.
"Kami akan tetap turun ke jalanan dan melumpuhkan pemerintahan," seru Suthep seperti dilansir Straits Times, Sabtu (4/1/2014).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Operasi Pendudukan Bangkok tidak akan melibatkan penutupan bandara atau mengganggu layanan tranportasi massal. Layanan bus, kereta, BTS sky-trains, MRT di bawah tanah dan kapal angkutan umum akan tetap beroperasi normal," demikian bunyi pernyataan para demonstran melalui halaman Facebook mereka.
Dalam aksinya nanti, para demonstran menyatakan akan mencegah para pegawai pemerintahan masuk kantor dan berusaha memutuskan aliran listrik dan suplai air ke kantor-kantor pemerintahan, termasuk juga ke kediaman Perdana Menteri Yingluck Shinawatra dan jajaran kabinetnya.
Pada tahun 2008 lalu, unjuk rasa yang melanda Kota Bangkok melumpuhkan bandara utama di negara tersebut. Saat itu, ribuan wisatawan harus terlantar di bandara. Namun kali ini, sektor pariwisata menyatakan tidak begitu khawatir dengan unjuk rasa yang ada.
"Toko-toko dan hotel dekat lokasi unjuk rasa tetap penuh. Saya meminta para wisatawan untuk tetap tenang -- mereka bahkan bisa bergabung dengan para demonstran," tutur seorang juru bicara kelompok demonstran, Akanat Promphan.
Unjuk rasa ini digelar menjelang pelaksanaan pemilu yang akan digelar pada 2 Februari mendatang. Pemerintah setempat bersikeras menggelar pemilu setelah menolak permohonan Komisi Pemilu Nasional untuk menunda pelaksanaan pemilu melihat kondisi yang tidak kunjung kondusif.
Demonstran tidak setuju dengan adanya pemilu dan tetap mendesak PM Yingluck mundur dari jabatannya, bersumpah akan memblokir jalannya pemilu. Muncul kekhawatiran akan pecah kerusuhan antara demonstran dengan pendukung pemerintah.
(nvc/gah)