Ridwan Saidi: Jangan Serang Ahok, Dia Polos Kalau Ngomong Apa Adanya

Kontroversi Lokalisasi Prostitusi

Ridwan Saidi: Jangan Serang Ahok, Dia Polos Kalau Ngomong Apa Adanya

- detikNews
Senin, 30 Des 2013 10:59 WIB
Pelacur asal Thailand ditangkap Imigrasi Jakarta Pusat, Minggu, 11/11/2012. (Fotografer - Agung Pambudhy)
Jakarta - Gagasan Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok soal lokalisasi pelacuran terus memunculkan pertentangan. Kalangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) menolak praktik pelacuran dilokalisasi. Adapun Persatuan Gereja Indonesia (PGI) menyetujui lokalisasi pelacuran.

Budayawan dan tokoh Betawi Ridwan Saidi enggan menanggapi usulan yang dilontarkan Ahok terkait wacana lokalisasi prostitusi. Menurutnya, pernyataan Ahok itu hanya ungkapan polos dan tidak perlu dipersoalkan.

"Ahok jangan diserang lah. Dia itu polos kok kalau ngomong apa adanya. Sudah lah cuma wacana, enggak riil," kata Ridwan saat dihubungi detikcom, Sabtu (28/12).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Disinggung perbandingan antara prostitusi dengan perjudian resmi yang pernah dilakukan zaman Gubernur Ali Sadikin, menurut Ridwan, hal itu tidak bisa disamakan.Tapi, dia buru-buru menegaskan jangan terlalu jauh membandingkan persoalan tersebut. "Selesai udah, jangan dibahas lagi. Itu cuma wacana, titik!" Ridwan menegaskan.



Wakil Sekretaris Jenderal MUI, Amirsyah Tambunan menyatakan bahwa sikap MUI menolak dengan tegas jika Pemda DKI jadi membangun lokalisasi prostitusi. Sebab, lokalisasi tidak akan mengilangkan permasalahan yang ada.

"Menurut saya itu bukan solusi. Malah itu menambah masalah baru kan. Itu kan harus dipikirkan bersama. Penanganan masalah prostitusi harus komprehensif, harus banyak pihak,” kata dia.

Sekretaris Eksekutif Bidang Diakonia PGI, Jeirry Sumampouw, mengatakan praktik prostitusi tidak bisa dihilangkan. Menurutnya, berdasarkan pengalaman setelah lokalisasi Kramat Tunggak ditutup, prostitusi malah semakin mengkhawatirkan dan liar.

Meski selalu dirazia petugas, pelacuran tetap ada di jalan-jalan. Daripada membiarkan prostitusi tumbuh liar dan terselubung, Jeirry menilai legalisasi akan lebih bermanfaat. Pasalnya, semakin liar, maka akan makin sulit mengontrol penyebaran penyakit seperti HIV/AIDS.


(brn/brn)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads