Demikian disampaikan Kepala Seksi I Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau, Hutomo dalam perbincangan dengan detikcom, Kamis (26/12/2013). Menurutnya, bangkai gajah itu ditemukan di kawasan perbatasan SM Balai Raja dengan perkebunan milik warga tempatnya di Kecamatan Pinggir, Kabupaten Bengkalis Riau.
"Gajah yang kita temukan ini kondisinya belum membusuk, sehingga kita perkirakan baru 3 hari yang lalu matinya. Gajah itu kita temukan mati dua hari yang lalu," kata Hutomo.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saat kita temukan, tidak ada tanda-tanda luka di tubuhnya. Sehingga ada dua kemungkinan, mati karena sakit, atau mati karena diracun," kata Hutomo.
Hutomo menjelaskan, gajah jantan yang mati ini diperkirakan usianya sekitar 5 tahun. Gajah ini tergolong remaja.
"Biasanya gajah ini kalau berjalan pasti bergerombol. Dan gajah mati yang meranjak dewasa ini juga sebenarnya bagian dari gerombolan induknya," kata Hutomo.
Sementara itu, juru bicara WWF Indonesia di Riau, Syamsidar menyebutkan, bahwa kawasan SM Balai Raja merupakan satu di antara kantong gajah di Riau. Hanya saja kondisi SM Balai Raja hitungan sepuluh tahun terakhir dari luas puluhan ribu hektar itu sudah disulap menjadi perkebunan sawit dan karet milik masyarakat.
"Padahal kawasan itu merupakan habitat gajah. Tapi sekarang kawasan itu jadi perkebunan sawit. Kondisi ini tentunya semakin mempersempit wilayah jelajah gajah. Kalau sudah begini maka gajah menjadi sasaran empuk untuk diracun karena dianggap merusak kebun sawit," kata Syamsidar.
"Kita memang sangat menyayangkan kondisi hutan konservasi yang dialihfungsikan secara ilegal menjadi perkebunan sawit," kata Syamsidar.
(cha/gah)