"Jadi, selain karena kondisi Natalia yang menurun, tidak stabil dan juga didukung peralatan medis yang memadai di RSUD Abdul Wahab Syachranie Samarinda, maka dipertimbangkan untuk mengoperasinya di Samarinda, pertama di Kalimantan," kata Juru Bicara Tim Medis Kembar Siam RSUD AW Syachranie Samarinda, dr Nurliana Adriati Noor, dalam keterangan pers di kantornya, Senin (23/12/2013).
Kembar siam Natalia dan Natasia akhirnya dirujuk masuk perawatan intensif RSUD AW Syachranie, Sabtu (21/12/2013) pagi lalu, setelah sebelumnya dirawat selama 7 hari di RS Dirgahayu, Samarinda. Kini keduanya berada di ruang isolasi Neunatus Intensive Care Unit (NICU).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tim tengah menstabilkan kondisi pasien di ruang NICU. Terkait operasi, kami berencana melakukannya di RSUD AWS bekerjasama dengan RS Dr Sutomo. Kami terus berkomunikasi, secara non formal kami sudah membahasnya," ujar Nurliana.
"Termasuk kami juga telah mempersiapkan langkah darurat karena apabila salah satunya meninggal dunia, harus segera dilakukan tindakan darurat medis. Kami sudah siap dengan itu (tindakan darurat)," tambahnya.
Terkait sarana dan prasarana penunjang di RSUD AW Syachranie, Nurliana menerangkan bahwa peralatan yang dimiliki RSUD AW Syachranie cukup canggih untuk melakukan operasi bedah siam. Namun demikian, peralatan yang tersedia, masih akan dinilai dalam waktu dekat oleh tim dokter RS Dr Sutomo.
"Pak Gubernur Kaltim (Awang Faroek Ishak), memberi atensi khusus bahwa seluruh biaya memang ditanggung Jamkesda Pemkab Kutai Kartanegara. Pemprov Kaltim siap memback-up untuk biaya," sebut Nurliana.
"Saat ini di RSUD AWS sementara tercatat 25 dokter yang terlibat dalam penanganan kembar siam. Menjadi catatan kami bahwa sejak perawatan sebelumnya, kondisi sudah kurang baik karena ukuran tubuh salah satunya (Natalia) agak kecil. Untuk itu kami tempatkan di ruang isolasi karena keduanya rentan terkena infeksi," tutup Nurliana.
Natalia dan Natasia, lahir pada Sabtu (14/12/2013) lalu, merupakan anak perempuan dari pasangan orangtua Lukman Ompu (33) dan Arta Maruli Hutabarat (22), warga Kecamatan Muara Badak, Kutai Kartanegara. Sejak lahir, keduanya memiliki berat 6 kilogram dalam kondisi sehat namun memiliki kelainan dempet pada dada hingga perutnya.
(mpr/mpr)