"Pesan politik saya, tokoh agama harus mengimbau umatnya untuk aktif berpartisipasi dalam pemilu nanti. Jangan sampai angka golput mencapai lebih 30%, itu bahaya karena sistem politik kita bisa melahirkan pemimpin dan para pemangku kebijakan yang tidak berkualitas," ungkap Ketua Umum DPP BARINDO Gita Wirjawan dalam rilis yang diterima detikcom, Senin (23/12/2013).
Hal itu diungkapkan Gita saat pertemuan dengan Ketua Umum Persekutuan Gereja-gereja Se-Indonesia (PGI) Pdt. Andreas Yewangoe di Kantor PGI, Jl Salemba Raya, Jakarta Pusat. Gita datang bersama Sekretaris Jenderal DPP BARINDO Fajar Riza Ul Haq dan Michael Umbas.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam perbincangan santai tersebut kedua pihak juga sependapat bahwa tantangan pluralisme dalam kehidupan beragama harus menjadi agenda penting dalam pemerintahan yang akan datang. "Prinsipnya, negara harus hadir dalam mengatasi konflik-konflik keagamaan, bukan menghakimi. Tegakkan aturan sesuai konstitusi. Negara tidak boleh berteologi dan masing-masing umat harus introspeksi", tegas Pdt. Andreas.
Menurut Fajar, pimpinan BARINDO dan PGI sama-sama melihat pentingnya memunculkan kepemimpinan yang mampu mengagregasi realitas pluralisme kebangsaan dalam ranah kebijakan. "Sebagai sosok yang dilahirkan dan dibesarkan di lingkungan majemuk, Ketua Umum BARINDO sangat memahami bahkan merasakan keprihatinan keluarga besar PGI mengenai persoalan pluralisme dan minoritas hari ini," kata Fajar.
(mpr/mpr)