"Di infotainment kita lihat artis bongkar pasang berkali-kali dan itu juga ditayangkan di TV berkali-kali. Dulu perceraian itu aib besar, sekarang jadi kebanggaan," kata Wakil Menteri Agama, Nazaruddin Umar, di Gedung BKKBN, Jalan Permata, Halim Perdanakusumah, Jakarta Timur, Senin (23/12/2013).
Hal ini disampaikan Nazaruddin saat menjadi pembicara dalam Seminar Membangun Ketahanan Keluarga di Tengahb Krisis dan Tingginya Gugat Cerai. Dalam acara ini turut hadir Ketua Umum PP Muslimat NU, Khofifah Indar Parawansa, dan Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga (KSPK) BKKBN, Dr. Sudibyo Alimoeso.
Ia juga menyoroti perceraian yang pada akhirnya merugikan anak sebagai korban perceraian. Banyaknya kasus perceraian pada pernikahan yang masih baru, bahkan tak hanya merugikan anak yang ditinggalkan namun termasuk mantan istri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nazaruddin juga sempat menjelaskan tentang afiliasi politik dengan tingkat perceraian di Indonesia. Dinamika politik yang turut membawa masyarakat ke dalam tim sukses berujung perceraian pasangan yang mendukung calon yang berbeda.
"Satu kasus terjadi Makassar, yang suami timses (pasangan calon) yang satu, istri timses lawannya. Selesai pilkada lawan politiknya baik-baik saja rangkulan mereka, tapi suami istri ini malah bercerai," ungkapnya.
(bil/ndr)