Pengin Suami yang Pintar Ngaji dan Salat Tepat Waktu

Menyisir Perlindungan TKI (6)

Pengin Suami yang Pintar Ngaji dan Salat Tepat Waktu

- detikNews
Minggu, 22 Des 2013 15:21 WIB
Sumiati alias Semiati (Foto: M Aji Surya)
Beirut - Perjalanan panjang membuatnya dewasa. Sambil menunggu kepulangannya, ia kini tinggal di penampungan KBRI Beirut. Wanita berbadan sintal itu bermimpi menjadi istri dari seorang suami yang saleh dan pinter ngaji.

Nasib wanita muda ini tidak buruk-buruk amat. Sumiati atau Semiati (26) adalah TKW yang lari dari majikannya di sebuah kota kecil di Suriah yang kini masih dilanda konflik saudara. Ia memang tidak dianiaya atau mendapatkan perlakuan yang kurang baik dari majikan. Sumiati hanya ingin pulang karena sudah habis kontraknya dan kangen berat sama ibunya.

Pada awalnya, Sumiati ingin bekerja di Arab Saudi. Maklumlah, ia telah mengenyam rasa manisnya uang riyal sebagai TKW di kota Damman antara tahun 2005-2007. Pulang dengan membawa segepok uang membuatnya ketagihan. Sayang, agennya di Indonesia menyarankannya untuk berpindah negeri, yakni di Suriah. Ia mengamini saja karena lulusan SMA ini memang tidak terlalu tahu medan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Itulah asal muasalnya mengapa pada musim dingin tahun 2010 ia tiba di salah satu negeri Syam, Suriah. Ia bekerja hanya untuk satu majikan perempuan dewasa dengan pekerjaan harian yang tidak terlalu berat. Pengalamannya jadi TKW sebelumnya membuat wanita berkulit putih ini lincah dan disukai sang majikan dan mendapatkan gaji lumayan: 150 dolar AS per-bulan, atau hampir Rp 2 juta.

Selesai kontrak tiga tahun dan menggenggam uang dolar, menjadikannya ingin pulang. Ogah melanjutkan kontrak dan menafikan majikan yang selalu menahannya. Terlebih, gadis dengan tinggi 160 cm ini sering mendengar suara dar-der-dor dari tempat tinggalnya yang menyebabkan dirinya merasa ngeri-ngeri sedap. Perasaan untuk pulang kampung menjadi tambah membara dari waktu ke waktu.

Bernegosiasi beberapa kali dengan sang majikan selalu gagal, akhirnya ia bertekad untuk melarikan diri saja dari rumah. Suatu malam di bulan Nopember lalu, ia melihat peluang. itu. Saat majikan sedang ngopi di lantai dua, Sumiati merunduk-runduk, bagaikan bergerilya, menyelinap diantara semak di depan rumah. Dihentikannya sebuah taksi lalu disampaikannya sebuah alamat kepada pak sopir, yang tidak lain adalah rumah sewaan kedutaan kita di Aleppo. Malam itu, ia selamat sampai tujuan lalu dimasukkan dalam penampunan para TKI yang akan dipulangkan.

"Waktu itu, saya lupa minta uang gaji yang masih disimpan majikan. Yang penting saya bisa lari dan pulang," ujar wanita asal Pelabuhan Ratu, Banten ini, tanpa ada beban sedikitpun.

Pagi harinya, pelariannya diendus sang majikan yang kemudian menemuinya di tempat penampungan. Namun ia tetap bersikukuh tidak mau bekerja lagi. Rasa kangen pada ibunya mengalahkan segalanya. Akhirnya, sang majikan mengalah dan memberikan gaji Sumiati yang dititipkan padanya sebesar 2000 dolar AS.

Berada di Alepo dua minggu, ia lalu dipindahkan ke penampungan KBRI Damascus, ibukota Suriah. Dari sana, anak nelayan ini kemudian dikirim bersama teman-temannya ke Beirut sebelum diterbangkan ke tanah air. Saat ini, kondisinya sangat baik, hanya tinggal menunggu tiket penerbangan pulang saja.

Sumiati mengaku ingin memberikan sebagian besar uang hasil jerih payahnya kepada ibunya yang dalam keadaan papa. Juga untuk membelikan keperluan ayahnya yang tiap hari menjadi nelayan kecil. "Selebihnya, saya mau senang-senang," katanya manja.

Wanita yang bersepatu ukuran 36 tersebut tidak tahu rencana besarnya setelah kembali ke tanah air. Dia mengaku akan melihat ekonomi Indonesia dahulu baru memutuskan langkah apa yang akan ditempuh. Bila kondisinya kurang berpihak kepada dirinya, dengan terpaksa ia akan melanglang buana lagi menjadi TKW. Entah dimana.

Namun, mengingat dirinya sudah dewasa, keinginannya untuk menikah juga sudah membuncah. Sayang, saat ini dirinya masih menjomblo. Belum ada lelaki yang dianggap pas untuk mendampinginya. Disadari, kalau kawin sembarangan maka keluarganya bisa menjadi korban dan menyengsarakan ibunya yang sudah mulai tua.

Sumiati yang suka olahraga dan fesbukan ini berterus terang menginginkan seorang cowok dengan tinggi 160an cm, kulit sawo matang, pendidikan SMA atau lebih, serta pekerjaan yang sudah jelas. Pria itu harus mencintai dirinya untuk selamanya dan ia berjanji untuk mengabdi tanpa batas. Syukur-syukur, akunya, kalau gaji sang suami menyundul langit, kisaran 10 juta rupiah.

"Tapi yang paling penting hanya dua hal, calon suami saya itu harus pinter ngaji dan salatnya tidak ketinggalan. Alias imannya manteb. Nah, bila dapet cowok yang begini, saya sih mending tidak jadi TKW lagi," ujarnya dengan tawa renyah. Aha, bila Anda berminat, silakan saja berkenalah langsung melalui FB-nya.








(try/try)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads