"Total badak yang mati diburu di Afsel sejak Januari 2013 meningkat hingga 946 ekor," demikian pernyataan Kementerian Lingkungan Afsel, seperti dilansir AFP, Jumat (20/12/2013).
Salah satu penyebab perningkatan tersebut adalah semakin banyaknya permintaan cula badak dari pasar gelap di wilayah Asia. Cula badak biasanya dijadikan lambang status atau dipercaya memiliki keampuhan untuk pengobatan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejak saat itu, terjadi peningkatan jumlah badak yang mati di tangan pemburu ilegal. Pada tahun 2012 lalu, jumlahnya melonjak hingga 668 ekor. Namun tahun 2013 ini menjadi tahun paling mematikan bagi para badak di Afsel. Jumlahnya meningkat cukup drastis hingga nyaris mencapai 1.000 ekor.
Dari jumlah tersebut, otoritas setempat telah menangkap total 330 orang terkait perburuan ilegal sepanjang tahun ini.
Jaringan kriminal antar negara yang melakukan perburuan ilegal kini semakin canggih dan menggunakan teknologi tinggi dalam aksi mereka. Ada yang menggunakan helikopter untuk mencari keberadaan badak-badak tersebut dan kemudian menembaknya dari udara.
Yang mengerikan, para pemburu ilegal tersebut mencabut paksa cula si badak ketika binatang tersebut masih hidup.
Hingga saat ini, otoritas setempat terus berusaha meningkatkan perlawanan dan pemberantasan para pemburu ilegal. Otoritas Afsel menerjunkan tim tentara khusus di Taman Nasional Kruger yang menjadi lokasi perburuan paling marak.
"Di taman nasional (Kruger) terus terjadi perburuan badak secara ilegal, dengan sekitar 573 ekor badak dibunuh demi culanya," demikian pernyataan Kementerian Lingkungan Afsel.
Afsel menjadi rumah bagi 80 persen populasi badak di dunia. Diperkirakan ada sekitar 25 ribu ekor badak yang ada di negara tersebut.
(nvc/ita)