"1 tim terdiri 50-52 dokter yang dilibatkan untuk mendiskusikan penanganan tentang kasus ini," kata Juru Bicara Tim Dokter RS Dirgahayu, Samarinda, dr Dadik Agus SpB SpBA kepada wartawan di RS Dirgahayu, Kamis (19/12/2013).
Puluhan dokter yang menangani Natalia dan Natasia di RS Dr Sutomo, sebelumnya sudah pernah menangani kasus bayi kembar siam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Di Kaltim, kita berharap dalam 2 tahun sudah ada punya seperti itu. Sekarang sedang berusaha mempersiapkan itu," tambahnya.
"Kenapa di Surabaya? Di (rumah sakit) Dr Sutomo paling sering tangani kembar siam. Saya pun termasuk tim di sana, sangat konsen dengan kasus seperti ini karena tidak mudah," terangnya lagi.
Operasi bedah segera dilakukan terhadap Natalia dan Natasia, mengingat kondisinya saat ini masih relatif baik. Diperlukan perawat khusus terlatih yang akan mendampingi hingga di Surabaya.
"Juga ada tim untuk menjaga stabilitas tubuh bayi di dalam inkubator transport, (inkubator yang menggunakan energi baterai). Lebih cepat, lebih baik. Hanya saja seperti yang saya sampaikan sebelumnya bahwa operasi darurat dilakukan apabila salah satunya meninggal, terpaksa harus dipisahkan dari yang hidup," ungkap Dadik.
"Kita tentu semua berharap operasi berjalan lancar, survive. Kalau kondisi bayi setelah di Surabaya terus sehat, beberapa minggu setelahnya bisa naik operasi," ujarnya.
Natalia dan Natasia, lahir pada Sabtu (14/12), merupakan anak perempuan dari pasangan orangtua Lukman Ompu (33) dan Arta Maruli Hutabarat (22), yang tinggal di Kecamatan Muara Badak, Kutai Kartanegara.
Sejak lahir, keduanya memiliki berat 6 kilogram dalam kondisi sehat namun memiliki kelainan dempet pada dada hingga perutnya.
(fdn/fdn)