"Kalau Mega yang diusung ya kalah. Kalau Prabowo menemukan pasangan yang oke ya bisa kalah itu Mega-Jokowi di putaran kedua," ujar pengamat psikologi politik UI Hamdi Muluk kepada detikcom, Kamis (19/12/2013).
Menurut Hamdi, hampir semua survei capres menempatkan Jokowi sebagai capres paling potensial. Namun, Hamdi melanjutkan, hasilnya berbeda bila Jokowi ditempatkan sebagai cawapres.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya PDIP harusnya cermat. Kalau tidak maka PDIP bisa gigit jari di Pilpres 2014.
"Kalau Jokowi jadi cawapres kemudian kalah dengan Prabowo iti kan antiklimaks. Jokowi itu magnit tapi magnitnya ya capres bukan cawapres," katanya.
Elite PDIP memang kembali menyuarakan pencapresan Mega. Konon Mega sendiri memang masih berambisi nyapres. Salah satu skenario yang disusun adalah duet Mega-Jokowi. Ketua DPP PDIP Effendi Simbolon bahkan menyebut Mega adalah pemimpin masa depan Indonesia.
(van/mad)